Ahad 17 Aug 2014 20:18 WIB

Makna Kemerdekaan di Mata CT dan M Nuh

Rep: Muhammad Iqbal/ Red: Maman Sudiaman
Chairul Tanjung (Wihdan Hidayat/Republika)
Foto: Republika/ Wihdan
Chairul Tanjung (Wihdan Hidayat/Republika)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Chairul Tanjung (CT) memiliki pandangan tersendiri saat ditanya makna kemerdekaan Republik Indonesia.  Menurut CT, sapaan akrabnya, kemerdekaan selaras dengan berdiri di atas kaki sendiri (berdikari). 

"Jadi, segala sesuatunya itu harus mampu kita lakukan sendiri. Sehingga kita bisa bangga menjadi orang Indonesia dan bisa berdaulat terhadap bangsa-bangsa lain di dunia," ujar CT, Ahad (17/8).

Khusus untuk tahun ini, peringatan HUT Proklamasi Kemerdekaan RI terasa spesial karena merupakan tahun terakhir masa pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.  CT berpandangan, SBY dalam 10 tahun terakhir berhasil membawa bangsa ke arah yang lebih baik.  Tantangan jelas berada di tangan pengganti SBY.  "Kita berharap bahwa pemerintahan baru mampu membawa Indonesia ke arah yang lebih baik dalam lima tahun ke depan. Itu yang kita harapkan."

Ditemui terpisah, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan M Nuh mengatakan, "Kalau ditanya makna kemerdekaan itu sama saja dengan jawaban kenapa kita perlu merdeka."  Mantan rektor Institut Teknologi Surabaya ini menyebut ada empat alasan negeri ini merdeka.   Pertama, menunjukkan eksistensi diri sebagai bangsa, tanpa harus dikendalikan oleh bangsa lain. Kedua, kita harus bisa meneguhkan prinsip-prinsip ideologi negara yang sudah kita sepakati.

 

 

 

 

 

 

M Nuh (Tahta Aidila/Republika)

 

Ketiga, meningkatkan kesejahteraan rakyatnya.  Keempat, terkait dengan keadilan.  Untuk itu semua, memang kata kuncinya ada di pendidikan," kata Nuh.  Khusus untuk tahun ini, seiring berakhirnya masa bakti SBY, Nuh bersyukur lantaran beberapa program yang dicanangkan, berdampak masif bagi anak-anak, khususnya akses bagi yang tidak mampu.  Indikatornya, angka partisipasi kasar (APK) untuk anak-anak yang berusia 19-23 tahun, 2004 lalu 14 persen, sekarang 29,9 persen.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement