Ahad 17 Aug 2014 16:16 WIB

Upacara Kemerdekaan, Menhan Singgung Modernisasi Alutsista TNI

Menhan Purnomo Yusgiantoro bersama Panglima TNI Jenderal Moeldoko di Kemenhan, Jakarta Pusat, Rabu (18/12).
Foto: Republika/Adhi Wicaksono
Menhan Purnomo Yusgiantoro bersama Panglima TNI Jenderal Moeldoko di Kemenhan, Jakarta Pusat, Rabu (18/12).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pertahanan (Menhan) Purnomo Yusgiantoro menjadi inspektur upacara di upacara peringatan HUT proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia ke-69 di lapangan Kementerian Pertahanan, Ahad (17/8).

Dalam pidatonya, Purnomo mengajak seluruh anggota merenungkan semangat kejuangan serta nilai kebangsaan yang diwariskan para pejuang kemerdekaan. "Semangat patriotisme para pahlawan kusuma bangsa tersebut menjadi sumber inspirasi dan kekuatan rakyat untuk senantiasa terus mewujudkan cita-cita proklamasi kemerdekaan," katanya.

Menurut dia, banyak pencapaian pembangunan yang telah dicapai bangsa Indonesia selama kurun waktu kemerdekaan ini. Salah satu keberhasilan itu, terlihat pada aspek pembangunan pertahanan.

Dia menyatakan, keberhasilan ditandai dengan kebangkitan dan penguatan industri pertahanan nasional harus terus didukung dan didayagunakan agar master plan-nya selalu sesuai dengan pembangunan kekuatan TNI. "Mulai dari pemenuhan kekuatan pokok TNI sampai pada perwujudan postur ideal," kata Purnomo.

Dia melanjutkan, industri pertahanan nasional adalah pilar utama suksesnya pertahanan dan secara umum sangat berguna bagi pembangunan Indonesia. "Pembeliaan dan pengadaan alutsista untuk ketiga matra TNI terus dilakukan sebagai bagian dari modernisasi alutsista TNI."

Dalam acara tersebut, Purnomo jugamemberikan penghargaan Tanda kehormatan Satyalancana Karya Satya 30 tahun, 20 tahun, dan 10 tahun 10 tahun bagi enam orang PNS.

Selain itu, ia turut menyematkan Tanda penghargaan Dharma Pertahanan kepada delapan pejabat di lingkungan Kemenhan. Pejabat tersebut di antaranya adalah, Wakil Rektor Universitas Pertahanan (Unhan) Hartati, Staf Ahli Bidang Politik Menhan Dadang Gunawan, Tim Pakar Hukum Kemenhan M Fahruddien, dan Staf Khusus Menhan Bidang Sosial Budaya A Soesilo Wijoyo.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement