Kamis 14 Aug 2014 20:40 WIB

Mendikbud Yakin Penambahan Jam Belajar Berdampak Positif

Rep: Dyah Ratna Meta Novia/ Red: Djibril Muhammad
Mendikbud, Muhammad Nuh
Foto: Republika/Yasin Habibi
Mendikbud, Muhammad Nuh

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Mohammad Nuh mengatakan, penambahan jam belajar siswa di sekolah akan memberikan dampak positif bagi siswa.

Anak-anak yang sekolahnya full day karakternya jauh lebih baik dari pada yang hanya sekolah setengah hari.

Anak-anak yang sekolah full day, ujar Nuh, kegiatannya lebih terkontrol daripada yang setengah hari. Lingkungan saat ini sudah berubah daripada lingkungan zaman dulu.

Kalau anak hanya sekolah setengah hari, kata Nuh, anaknya pulang ke rumah, ayah dan ibu tidak ada karena masih sibuk bekerja. Akibatnya anak tidak ada yang mengawasi sehingga terkadang mereka  memilih untuk bermain di luar sehingga tidak terkontrol. 

Tambahan jam belajar untuk siswa SD, ujar Nuh, dari 26 jam menjadi 30 jam per minggu. Sedangkan SMP dari 32 jam jadi 30 jam per minggu.

Penambahan jam belajar ini, kata Nuh, misalnya jam pelajaran agama ditambah satu jam. Selain itu jam pelajaran bahasa Indonesia juga ditambah.

"Masak bahasa Inggris diajarkan empat jam per minggu, bahasa Indonesia hanya diajarkan dua jam per minggu. Makanya jam pelajaran bahasa Indonesia ini perlu ditambah," ujar Nuh, Kamis, (13/8).

Lagi pula, ujar Nuh, berbagai studi menunjukkan sekolah full day menghasilkan anak-anak yang relatif lebih bagus daripada yang sekolah setengah hari. Sikap dan tindakan mereka terkontrol dengan baik sehingga anak didik hasilnya memiliki karakter yang baik.

Tambahan jam belajar itu, kata Nuh, tidak akan membebani siswa. Sebab satu jam dalam SD itu hanya 35 sampai 40 menit, bukan 60 menit.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement