Selasa 12 Aug 2014 22:17 WIB

Peminat Program Sarjana Mengajar di UM Turun

Universitas Negeri Malang
Foto: malang.go.id
Universitas Negeri Malang

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Peminat Program Sarjana Mengajar di daerah Terluar, Terdepan dan Tertinggal atau SM-3T di Universitas Negeri Malang, Jawa Timur, pada tahun ini menurun dibanding tahun sebelumnya, yakni dari 380 menjadi 172 sarjana.

Ketua Pelaksana SM-3T Universitas Negeri malang (UM) Eddy Sutadji, Selasa, mengakui jika jumlah tersebut tidak memenuhi kuota yang diberikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) sebanyak 200 sarjana.

"Sebenarnya tidak hanya di UM saja yang kuotanya tidak terpenuhi, tapi kuota secara nasional yang ditentukan Kemendikbud pun juga berkurang. Dari kuota secara nasional sebanyak 3.000 sarjana, hanya terpenuhi 2.464 sarjana," katanya.

Ia menjelaskan pendaftar SM-3T di Um tahun ini sebanyak 700 sarjana dan yang lolos seleksi administrasi dan tulis sebanyak 202 orang, namun pada saat tes wawancara yang digelar 11-30 Juli 2014, sebanyak 30 peserta absen. Karena hanya tinggal 172 peserta, maka diterima seluruhnya.

Setelah ditelusuri, katanya, ternyata 30 sarjana yang mengundurkan diri pada saat tes wawancara tersebut, sebagian besar tidak mendapatkan izin dari orang tuanya untuk mengajar di daerah terpencil, apalagi selama satu tahun pertama, para sarjana mengajar tersebut tidak boleh pulang sama sekali.

Menurut dia, para sarjana program SM-3T yang diterima tersebut akan dilatih fisik dan mental selama sepuluh hari di Lanal Malang. "Setelah mengikuti latihan fisik dan mental, mereka akan diberangkatkan 26 Agustus nanti dan kami berharap yang sudah lolos seleksi (diterima) ini tidak ada yang mundur lagi," ujarnya.

Pada tahun ini program sarjana mengajar di daerah terpencil dan tertinggal tersebut merupakan tahun keempat. Program tersebut digagas oleh Kemendikbud dengan tujuan untuk memperkecil kesenjangan kualitas pendidikan antardaerah di wilayah Indonesia.

Tahun-tahun sebelumnya, program SM-3T UM ditempatkan di sejumlah wilayah terluar, terpencil dan tertinggal lainnya. Namun, yang paling banyak ditempatkan di Papua, bahkan beberapa kali para pejabat rektorat UM mengunjungi para sarjana tersebut.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement