Selasa 12 Aug 2014 13:00 WIB
iqra

iqra- Efisiensi Pemondokan Haji

Red:

Pemondokan haji tahun ini diyakini lebih baik. Pemerintah mengklaim, pemondokan, baik di Makkah, Madinah, maupun Jeddah, kondisinya seperti hotel bintang tiga. Dengan demikian lebih baik dibandingkan sebelumnya. Bahkan, pemerintah menyatakan, telah berhasil menekan harga sewa pemondokan jamaah itu. Inspektur Jenderal Kementerian Agama (Kemenag) M Jasin mengungkapkan, penyewaan pemondokan di Makkah hampir seluruhnya di bawah harga usulan yang disepakati DPR.

Namun, Jasin tak menyebutkan harga awal tersebut. Secara global, penghematan sewa pemondokan di Makkah sekitar Rp 97 miliar. Terdapat 115 pemondokan yang disewa, sebanyak 93 pemondokan dengan kapasitas 110.546 jamaah harganya di bawah plafon. Penghematan biaya mencapai 64.642.810 riyal. Sementara, 20 rumah harganya di atas plafon dengan kapasitas 47.118 orang, lebih mahal sebesar 33.245.010 riyal. Dari penyewaan pemondokan di Makkah terdapat efisiensi 31.397.800  riyal atau sekitar Rp 97 miliar.

Penghematan juga terjadi pada sewa pemondokan di Madinah. Semula biaya sewa per jamaah senilai 675 riyal, kemudian turun menjadi 585 riyal. ’’Jadi, ada penghematan 90 riyal per jamaah,’’ kata Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kemenag Abdul Djamil, Rabu (6/8). Hitungan secara keseluruhan dari penghematan biaya sewa pemondokan di Madinah menembus angka sekitar Rp 43 miliar. Menurut M Jasin, total penghematan baik di Makkah maupun Madinah adalah Rp 140 miliar.

Untuk penyewaan pemondokan di Jeddah, masih dalam proses. Jasin mengatakan, ada tawaran dari pemilik Hotel al-Sofwa, Jeddah. Hotel itu baru selesai dibangun dan memiliki 308 kamar. Setiap kamar dapat dihuni oleh enam jamaah. Berdasarkan pengukuran Kemenag, rata-rata ruang 3,01 hingga 3,5 meter persegi. Dengan demikian, masih dalam batas toleransi alias tidak ada pemadatan. Selama musim haji, kata Jasin, Hotel al-Sofwa mampu menampung 18 sampai 20 ribu orang.

Harga yang ditawarkan pemilik al-Sofwa sebesar 80 riyal per hari yang merupakah harga promosi,  mengingat hotel tersebut baru selesai dibangun. ’’Tim kami menyarankan hotel ini diambil dan segera lakukan negosiasi,’’ ujar Jasin. Apalagi harga 80 riyal itu di bawah plafon yang ditetapkan yaitu 100 riyal. Bila Hotel al-Sofwa ini disewa, akan memicu turunnya penawaran harga hotel lainnya di Jeddah. Harga 80 riyal itu termasuk fasilitas tiga kali makan, city tour, dan transportasi ke Bandara King Abdul Aziz.

Sebelumnya, banyak hotel di Jeddah menetapkan harga sewa 100 riyal. Di antaranya Tayrah Tower Tayyar, Jeddah Plaza, Salim Regency, Hotel Romanzia, Norcom Oasis Hotel, Baytaq, Almahmal Hotel, Al-Mukhtarah Qurais. Namun pada 2012, hotel-hotel tersebut tidak disewa lagi karena beralih menyewa hotel-hotel kecil dengan kualitas dan harga yang tak setara. ’’Justru itulah yang memungkinkan melahirkan potensi terjadinya korupsi,’’ katanya.

Atas tingginya harga sewa pemondokan haji pada tahun-tahun sebelumnya, Jasin tak mau berkomentar banyak. Yang jelas, jika sewa pemondokan haji tahun ini tidak menggunakan skema negosiasi, bisa terjadi pemborosan dana haji hingga lebih dari Rp 140 miliar.

Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI Ledia Hanifa menjelaskan, besaran Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH) merupakan hasil kesepakatan antara DPR dan pemerintah. Pada kesepakaan tersebut, ditentukan pula standar minimal biaya sewa pemondokan jamaah haji.

Ia menegaskan, DPR tidak menyusun BPIH, tetapi pemerintah yang mengajukannya lalu dikaji dan disepakati.  Jika tahun ini ada efisiensi sewa pemondokan, itu tugas pemerintah untuk mencari pemondokan murah dan berkualitas dengan jaminan transportasi yang baik. Di samping itu, DPR tidak khawatir jika ke depan BPIH turun. Sebab seharusnya, pelayanan baik tetap dipertahankan bahkan perlu ditingkatkan. "Sangat diharapkan BPIH tahun-tahun berikutnya turun tanpa mengurangi kualitas pelayanannya," tegasnya.

Komisioner Komisi Pengawas Haji Indonesia (KPHI) Syamsul Maarif menyatakan, belum menerima laporan terkait efisiensi biaya sewa pemondokan. Ia menilai wajar terjadi efisiensi karena memang jarak pemondokan lebih jauh dari Masjidil Haram. "Semakin jauh, ya harganya semakin rendah," kata Syamsul. Sebab, aspek jarak menentukan harga sewa pemondokan. Ia menduga, efisiensi tercapai karena tim pemondokan memiliki kecakapan dalam bernegosiasi dengan orang-orang Arab.

Di samping itu, efisiensi harus dilihat dari beberapa hal. Ada efisiensi pemondokan tetapi faktor lainnya mengalami kenaikan. Syamsul menunjuk pada semakin mahalnya biaya penerbangan haji yang disebabkan melambungnya harga dolar AS. Jadi, ujar dia, taksiran harga awal yang ditetapkan pemerintah bersama DPR harus diperhitungkan dari berbagai aspek. rep:c78 ed: ferry kisihandi

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement