Selasa 12 Aug 2014 13:00 WIB

Mengadopsi Kajian ILO untuk Koperasi dan Usaha Kecil

Red:

Sebanyak delapan kajian Organisasi Buruh Internasional (ILO) mengenai koperasi dan UKM (KUKM) segera diterapkan di Indonesia melalui fasilitasi Kementerian Koperasi dan UKM.

"ILO mengajak kami bekerja sama untuk menerapkan delapan kajiannya terkait KUKM di beberapa daerah di Indonesia," kata Deputi Bidang Pengkajian Sumber Daya UKMK Kementerian Koperasi dan UKM Meliadi Sembiring, di Jakarta, Senin (11/8).

Delapan kajian itu, yakni soal guesthouse, market vendor, homestay dan aspiring entrepreneurs, restaurant dan destination management, small farmers supplying tourism, handicraft, transport companies, dan tour operators. Kesemua kajian itu akan diujicobakan di lokasi proyek percontohan yang melibatkan para pelaku KUKM, bahkan beberapa di antaranya telah berjalan di sejumlah daerah.

"Untuk proyek percontohan guesthouse sudah 100 persen dilaksanakan di Tabanan Bali mulai 5 Juni 2014," katanya. Jika proyek percontohan itu berhasil, ILO akan melakukan hal serupa di negara ASEAN yang lain.

Untuk market vendor sedang diujicobakan di Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat, mulai awal Agustus 2014 yang melibatkan koperasi pedagang Pasar Tanah Abang, selain juga akan diterapkan di Bali dan Luang Prabang Laos dalam waktu dekat.

Sawahlunto, Sumatra Barat, juga akan menjadi lokasi pengembangan proyek percontohan untuk konsep homestay oleh ILO mulai awal Agustus 2014 sebelum proyek percontohan serupa di Filipina. "Konsep dan kajian soal restoran akan diterapkan di Bali mulai Oktober 2014. ILO juga akan melakukannya di Phnom Penh, Kamboja," kata Meliadi.

Adapun konsep destination management akan mulai diujicobakan di Pandesikek, Sumatra Barat, pada September 2014. Di samping juga konsep aspiring entrepreneurs yang juga dilaksanakan di Tanah Datar Pandesikek. "Kami akan usulkan kajian small famers supplying tourism untuk di Bali mulai Oktober dan handicraft kemungkinan di Yogyakarta," katanya.

Sedangkan untuk konsep transport companies pihaknya mengajukan Berastagi, Sumatra Utara, sebagai lokasi untuk proyek percontohan ILO. "Kami berharap kajian ini bisa diterapkan dan berjalan baik di Indonesia," kata Meliadi.

Di Pekanbaru, Riau, Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Syarief Hasan mengatakan sekitar Rp 20 triliun dana bergulir telah disalurkan kepada koperasi dan UMKM hingga semester I 2014. "Yang disalurkan sudah melewati 50 persen dari target tahun ini yang mencapai Rp 37 triliun," kata Syarief Hasan saat kunjungan kerja ke Kota Pekanbaru, Riau, Senin.

Provinsi Riau termasuk daerah yang cukup besar dalam penyaluran dana bergulir, yakni sekitar Rp 2 triliun yang telah disalurkan kepada ribuan koperasi dan UMKM. Perkembangan koperasi di Riau sangat bagus karena didukung pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi melebihi rata-rata nasional.

Kementerian Koperasi dan UKM akan terus menggulirkan program untuk mengembangkan sektor riil, mulai dari bantuan dana bergulir, bantuan pelatihan usaha terpadu, dan program kewirausahaan. "Realisasi dana bergulir secara nasional sudah Rp 160 triliun secara kumulatf (sejak pertama kali)," katanya.  antara ed: nur hasan murtiaji

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement