Senin 11 Aug 2014 13:00 WIB

Peluang Pekerjaan Kefarmasian Masih Terbuka Lebar

Red:

BANDUNG –– Peluang pekerjaan di bidang kefarmasian di Indonesia dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan. Apalagi dari data IAI (Ikatan Apoteker Indonesia), idealnya rasio satu apoteker di Indonesia melayani empat hingga lima ribu orang. Namun saat ini baru mencapai kisaran satu berban ding 8.000. ''Selama orang meng inginkan hidup sehat, maka peluang kerja bidang kefarmasian tidak akan pernah surut di landa zaman,'' ujar Ketua Sekolah Tinggi Farmasi Indonesia (STFI) Bandung, Prof Dr Aang Hanafiah, kepada wartawan akhir pekan lalu.

Aang mengatakan banyaknya peluang pekerjaan di bidang kefarmasian bisa di lihat dari lulusannya. Setiap tahun alumni farmasi dan apoteker banyak diserap perusahaan-perusahaan farmasi besar, baik di dalam maupun di luar negeri.

 

 

 

 

 

 

 

 

Foto:Republika/Wihdan

Pameran Produk Farmasi. Pengunjung mengamati produk farmasi pada "CPhl South East Asia 2013", di Jakarta International Expo Center, Jakarta, Rabu (20/3).

 

Jalur pekerjaan kefarmasian yang bisa digeluti menurutnya cukup banyak. Misalnya di industri farmasi, sarjana farmasi atau apo teker dapat menduduki posisi penting di bidang produksi, riset, jaminan kualitas atau distribusinya. Selain itu, bisa juga bekerja di apotek, instansi pemerintah, rumah sakit/TNI/ PoIri, Puskesmas, peneliti di be berapa lembaga, atau menjadi tenaga pengajar di perguruan tinggi. Bahkan, menjadi seorang wirausahawan.

Selain itu, kata Aang, kecenderungan pengobatan herbal yang semakin berkembang saat ini semakin membuka peluang bagi peran tenaga kefarmasian. Karena Indonesia memiliki sumber kekayaan alami yang banyak. Di sisi lain, masyarakat banyak yang meyakini bahwa obat herbal lebih aman dikonsumsi pasien. ''Sayangnya untuk bisa kuliah di perguruan tinggi negeri terutama jurusan farmasi, memang tidak mudah karena peminatnya selalu mem bludak,'' katanya.

Menurut Aang, minat masyarakat yang tinggi untuk menggeluti bidang farmasi tak bi sasemuanya ditampung perguruan tinggi negeri. Karena daya tampungnya sangat terbatas. Oleh karena itu, perguruan tinggi swasta yang meyelenggarakan program pendidikan kefarmasian dapat dipertimbangkan untuk di jadi kan pilihan.

Saat ini menurutnya para calon mahasiswa baru tidak perlu khawatir dengan mutu Perguruan Tinggi swasta yang terakreditasi. Karena kurikulumnya sudah menyesuaikan dengan standar akreditasi yang di tentukan Kemendiknas dan Asosiasi Perguruan Tinggi Farmasi Indonesia (APTFI), serta Asosiasi Perguruan Ting gi Swasta Indonesia. STFI-Bandung, menurutnya sejak didirikan tahun 2001 telah meng hasilkan sekitar 400 alumni yang ter sebar dan terserap di berbagai lapangan pekerjaan. rep:arie lukihardianti  ed: rachmat santosa

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement