Senin 11 Aug 2014 13:00 WIB

BI Waspadai Normalisasi The Fed

Red:

JAKARTA -- Bank Indonesia (BI) mengantisipasi normalisasi kebijakan Bank Sentral AS, The Federal Reserve (The Fed), dan perkembangan geopolitik luar negeri. Bank sentral Indonesia siap merespons dalam bentuk bauran kebijakan demi menjaga kondisi ekonomi Indonesia.

Gubernur BI Agus DW Martowardojo mengatakan, normalisasi kebijakan The Fed akan membuat tekanan di Indonesia pada 2015 karena Fed Fund Rate akan naik dan dapat menimbulkan aliran dana keluar. BI juga mewaspadai perkembangan geopolitik di Ukraina, kondisi default (gagal bayar) Argentina dan default Portugal. "Ini semua akan membuat satu kondisi risk off yg akan membuat dana-dana di negara berkembang dapat terjadi tekanan atau tekanan keluar," ujar Agus di Jakarta, akhir pekan kemarin.

Menurut dia, Indonesia harus terus memperkuat fundamental agar aliran dana keluar bisa dihindari. BI, kata dia, akan terus menyimak perkembangan di luar negeri dan meresponsnya dengan bauran kebijakan.

BI juga akan mengaja agar stabilitas nilai tukar selalu terjaga sesuai fundamental. "Kita akan merespons dalam bentuk bauran kebijakan untuk meyakini inflasi terjaga dan transaksi berjalan mengarah ke kondisi yang lebih sehat," ujarnya.

Mantan menkeu ini meyakini, kinerja transaksi berjalan tahun ini dapat lebih baik karena akan adanya perbaikan ekspor. Perbaikan tersebut berasal dari disepakatinya renegosiasi Kontrak Karya (KK).

"Kita sambut baik karena itu akan memperbaiki kinerja ekspor kita," ujarnya. Kendati demikian, ia mengakui, transaksi berjalan masih mendapat tekanan dari besarnya impor bahan bakar minyak (BBM).

Sementara itu, cadangan devisa Indonesia meningkat menjadi 110,5 miliar dolar AS pada akhir Juli 2014. Peningkatan disebabkan terbitnya penerbitan Euro Bonds.

Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Tirta Segara mengatakan, cadangan devisa meningkat dari bulan sebelumnya yang tercatat sebesar 107,7 miliar dolar AS.

"Peningkatan jumlah cadangan devisa tersebut terutama berasal dari penerbitan Euro Bonds dan penerimaan devisa hasil ekspor migas pemerintah," ujar Tirta.

Penerimaan devisa hasil ekspor migas pemerintah melampaui pengeluaran untuk pembayaran utang luar negeri pemerintah. Peningkatan cadangan devisa juga disebabkan penerimaan devisa dari aliran masuk modal asing.

Posisi cadangan devisa tersebut dapat membiayai 6,4 bulan impor atau sebesar 6,2 bulan impor ditambah pembayaran utang luar negeri pemerintah. Angka tersebut berasa di atas standar kecukupan internasional yang sebesar tiga bulan impor.  rep:satya festiani  ed: zaky al hamzah

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement