Senin 11 Aug 2014 09:12 WIB

Jangan Remehkan Obesitas Pada Anak

Rep: Mutia Ramadhani/ Red: Nidia Zuraya
Obesitas anak
Obesitas anak

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Separuh dari orang tua yang memiliki anak-anak dengan kelebihan berat badan atau obesitas tidak berpikir bawa anak-anak mereka tengah memiliki masalah berat badan. Analisis baru meninjau 69 penelitian sebelumnya yang menemukan bahwa hampir 51 persen orang tua dengan anak obesitas cenderung meremehkan kelebihan berat badan anak mereka.

"Mereka berpikir anak-anak mereka masih normal. Padahal ketika dicek dengan alat kesehatan, anak mereka mengalami obesitas," ujar dokter anak dan asisten profesor klinis pediatri di Johns Hopkins School of Medicine, Dr Rachel Thornton, dilansir dari HealthDay News, Senin (11/8).

Dalam praktik klinisnya, Dr Thornton mengaku tidak terkejut dengan hasil temuan itu. Orang tua cenderung berpikir seorang anak yang sedang kelebihan berat badan dimasa pertumbuhannya sangat normal. Padahal, indeks massa tubuh (BMI) hendaknya diukur berdasarkan selisih tinggi dan berat badan.

Peneliti lainnya, Alyssa Lundahl dari University of Nebraska mengatakan satu dati tujuh orang tua anak dengan badan normal justru khawatir anak-anak mereka mungkin terlalu kurus. Ini artinya obesitas menjadi begitu biasa. Lebih dari sepertiga anak-anak di Amerika Serikat mengalami obesitas.

Para peneliti menemukan fakta bahwa orang tua begitu mengabaikan obesitas anaknya ketika si anak berusia 2-5 tahun. Mereka justru mulai memperhatikan berat badan anaknya ketika si anak tumbuh dewasa. Ini sesungguhnya konsep yang salah.

Berat badan ekstra meningkatkan risiko penyakit jantung, diabetes, arthritis, dan kanker. Temuan ini menunjukkan bahwa dokter anak harus mengambil peran lebih aktif melakukan konseling pada orang tua tentang berat badan anak mereka. Orang tua juga harus bertindak jika dokter memperingatkan mereka tentang masalah kesehatan si anak.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement