Jumat 08 Aug 2014 12:00 WIB

Angin Kencang dan Panas Landa Cirebon

Red:

MAJALENGKA –– Angin kencang dan suhu panas melanda berbagai daerah di wilayah III Cirebon (Cirebon, Indramayu, Kuningan, Majalengka) dalam sepekan terakhir. Kondisi itu membuat masyarakat, terutama nelayan, harus waspada.

Kepala BMKG Stasiun Jatiwangi Kabupaten Majalengka, Pujiono, mengatakan, angin kencang terjadi karena adanya perbedaan tekanan udara yang cukup tinggi antara belahan bumi selatan equator dengan belahan bumi utara equator. Untuk belahan bumi selatan, tekanannya mencapai 1.030 mb, sedangkan tekanan di belahan bumi utara mencapai 1.002 mb. "Perbedaan tekanan udara ini menimbulkan angin timuran yang kencang dalam beberapa hari terakhir," ujar Pujiono, Kamis (7/8).

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Foto:Republika/Raisan Al Farisi

Sejumlah warga kampung nelayan bergotong royong untuk memperbaiki "brick water" yang jebol di Daerah Eretan, Indramayu, Jawa Barat, Selasa (8/7).

 

Hal senada diungkapkan Forecaster BMKG Stasiun Jatiwangi, Ahmad Faa Izyn. Dia mengatakan, saat ini, angin bergerak dari selatan Indonesia (Australia), yaitu angin Timur Selatan menuju ke daerah utara tenggara wilayah Indonesia (Laut Cina Selatan). "Angin kencang ini melewati wilayah Indonesia, salah satunya wilayah Cirebon ini," kata dia. Faiz menyebutkan, kecepatan angin saat ini bisa mencapai 25 knot. Padahal, dalam kondisi normal, kecepatannya hanya 1 10 knot.

Tiupan angin kencang itu lebih dirasakan masyarakat di pesisir Kabupaten Indramayu dan Cirebon. Pasalnya, dengan kondisi geografis yang berada pada daratan rendah, tidak ada penghalang bagi angin sehingga langsung meng hantam daratan. Menurut Faiz, tingginya kecepatan angin, saat ini, bisa menyebabkan gelombang tinggi di laut dan berbahaya bagi nelayan. Dia menyebutkan, ketinggian gelombang laut di utara Indramayu dan Cirebon mencapai empat meter.

Menghadapi kondisi tersebut, Faiz mengimbau, nelayan yang menggunakan kapal-kapal kecil untuk sementara waktu tidak melaut terlebih dulu. Pasalnya, dengan ke tinggian gelombang seperti saat ini, bisa membahayakan keselamatan nelayan.

"Angin kencang ini dipra kirakan masih terjadi hingga satu minggu kedepan. Tapi, bisa berubah setiap saat. Kita akan terus pantau," ujar dia. Selain tiupan angin kencang, suhu udara di wilayah Cirebon juga saat ini tinggi. Hal itu dikarenakan posisi ma tahari pada Agustus ini berada di wilayah Indonesia (8 derajat Lintang Selatan). "Pada September nanti, posisi matahari bahkan tepat berada di equator (0 derajat).

Kondisi ini akan menyebab kan panas akan lebih terasa terik di sebagian besar wilayah Indonesia, termasuk wilayah III Cirebon," kata Faiz. Faiz mengatakan, suhu udara sekarang ini bisa mencapai 34 derajat Celcius. Saat puncak kemarau pada September hingga awal Oktober nanti, suhu udara di wilayah Cirebon bisa mencapai maksimal 36 derajat celcius.

Berdasarkan pantauan Republika di Kabupaten Indramayu, tiupan angin kencang terasa sepanjang hari dalam sepekan terakhir, mulai pagi hari hingga malam hari. Tiupan angin itu membuat kulit terasa kering. Sedangkan suhu udara mulai terasa menye ngat sekitar pukul 09.00 WIB dan baru akan berkurang setelah pukul 15.00 WIB.

Untuk itu, kata Faiz, kepada para pengguna moda transportasi darat yang melintas jalur pantai utara Jabar, khususnya wilayah III Cirebon, harus ekstra waspada dan berhati-hati. "Angin kencang dapat membahayakan perjalanan pengemudi sepeda motor," kata dia.

Begitu juga dengan suhu panah, kata Faiz, akan menyebabkan pengemudi maupun penumpang lainnya cepat kelelahan akibat dehidrasi. Dia pun menghimbau, agar para pengguna moda transportasi darat untuk membekali diri dengan minuman secukupnya. rep:lilis sri handayani ed: agus yulianto

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement