Jumat 08 Aug 2014 12:00 WIB

MUI: ISIS tak Sesuai dengan Islam

Red:

JAKARTA — Majelis Ulama Indonesia (MUI) tak mengeluarkan fatwa haram terhadap Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS). "Karena sudah jelas kesesatannya, salah ajarannya, MUI Pusat tak perlu mengeluarkan fatwa haram," kata Ketua Umum MUI Din Syamsuddin, Kamis (7/8).

Dalam menyebarkan ajarannya, ISIS menghalalkan kekerasan, seperti bom bunuh diri, menjarah bank, melakukan pembunuhan massal, serta merusak tempat-tempat suci. MUI dan perwakilan 38 ormas Islam melarang ISIS, namun memutuskan tak perlu menetapkan fatwa haram.

Din yang berbicara pada konferensi pers bersama Forum Ukhuwah Islamiyah MUI mengatakan, ISIS jelas bertentangan dengan nilai Islam yang membawa rahmat bagi alam semesta. Kekerasan tak pernah dicontohkan oleh Rasulullah.

Karena itu, umat Islam dunia harus menolak kelompok-kelompok yang menyalahi prinsip Islam. Salah satu caranya dengan mewaspadai dan tidak terpengaruh agitasi ISIS. Baik dalam bentuk ajakan maupun dalam serangkaian kajian.

Wakil Ketua MUI Maruf Amin menambahkan, sikap MUI yang tak mengeluarkan fatwa haram ISIS karena tak difatwakan pun, ajaran ISIS jelas haram. Makanya, ia dan seluruh pimpinan ormas melarang penyebaran paham ISIS.

Menurutnya, masyarakat yang mendukung ISIS berarti tak mendukung kedaulatan NKRI dan otomatis bukan lagi berstatus warga negara Indonesia. "Berbaiat di bawah organisasi sesat dan di luar negara ini, berarti bukan warga Indonesia lagi."

Maruf mendesak masyarakat agar waspada, jangan sampai terbujuk oleh ISIS. Pemerintah ia minta lebih aktif melakukan deradikalisasi. Mereka bisa mengajak ormas Islam. Sebab, selama ini ormas Islam kompak menjaga Indonesia tetap damai.

Ketua MUI Bidang Luar Negeri Muhyidin Junaidi mengatakan, umat Islam dituntut memelihara rasa optimisme. Ini merujuk kalangan muda yang terbujuk ajaran ISIS karena merasa putus asa. Mereka tak tahan dengan pemimpin dunia yang membiarkan penindasan pada Muslim.

"Jalan singkat pun mereka lakukan. Mereka merasa, kekerasan merupakan satu-satunya cara," kata Muhyidin. Sebab lainnya, mereka yang ikut ISIS merasa lelah dengan eksploitasi sumber daya alam yang dilakukan musuh Islam di tanah negara Islam.

Namun, penyebab utama orang-orang yang mudah terpengaruh paham radikal, yaitu lemahnya pemahaman pendidikan agama dan kurangnya penanaman akidah. Muhyidin yakin jika sejak dini masyarakat dibekali pemahaman Islam yang benar, itu tak akan terjadi.

Di sinilah, Muhyidin melanjutkan, pentingnya ulama dan umat Islam untuk kompak dan saling menjaga. Saling mengingatkan apabila ada di antara saudaranya yang mulai terpengaruh paham radikal. "Ajak mereka kembali ke Islam yang cinta damai." rep:c78 ed: ferry kisihandi

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement