Kamis 07 Aug 2014 12:00 WIB

Ratusan Triliun Rupiah Ditarik Selama Lebaran

Red:

Bulan Ramadhan dan sepanjang libur Lebaran menjadi keberkahan bagi masyarakat di daerah. Pasalnya, uang triliunan rupiah ditarik selama Lebaran dan sebagian besar mengalir dari masyarakat perkotaan ke masyarakat di desa/daerah.

Indikasinya, uang tunai yang keluar dari Bank Indonesia (BI) selama Ramadhan dan menjelang Lebaran 2014 meningkat dibandingkan dengan periode sama tahun sebelumnya. Peningkatan mencapai 20,9 persen year on year (yoy) atau secara tahunan.

Direktur Departemen Komunikasi BI Peter Jacobs mengatakan, uang yang ditarik dari BI hingga 25 Juli 2014 mencapai Rp 124,8 triliun atau meningkat 20,9 persen dibandingkan periode sama tahun sebelumnya. BI mencatat uang tunai yang ditariknya tahun lalu mencapai Rp 103,2 triliun. Sebagian besar uang yang ditarik tersebut digunakan untuk konsumsi dan dibagikan ke kerabat di desa/daerah.

Peter mengatakan, peningkatan transaksi tunai bersifat musiman setiap Hari Raya Lebaran. "Nanti juga pas Natal akan naik juga walaupun tidak sebesar Lebaran Idul Fitri," ujar Peter di Jakarta, Selasa (5/8). Dari jumlah tersebut, mayoritas penarikan tunai yang dilakukan oleh perbankan, yakni sebesar Rp 123,1 triliun.

Penukaran langsung oleh masyarakat sebesar Rp 1,7 triliun. "Penukaran langsung oleh masyarakat kecil (jumlahnya)," kata Peter.

Berdasarkan pecahan, jumlah uang pecahan besaran, yakni Rp 20 ribu hingga Rp 100 ribu yang ditarik sebesar Rp 115,1 triliun. Uang pecahan kecil, yaitu Rp 10 ribu ke bawah sebesar Rp 9,7 triliun. Selain itu, BI tidak memiliki data penarikan dari ATM selama Ramadhan. "Itu tak ada. Nanti muncul di laporan bulanan bank, tapi bulanan jadi tak spesifik karena Lebaran," ujarnya.

Menurut ekonom Indef Ahmad Erani Yustika, peredaran uang selama Ramadhan dan Lebaran dinilai tidak begitu memberikan pengaruh terhadap likuiditas perbankan. Perputaran uang selama satu bulan tersebut asalnya dari sumber yang sama. "Saya rasa perbankan bisa mengatasi hal itu," katanya.

Saat ini, perbankan memang sedang mengalami kesulitan penhimpunan dana pihak ketiga (DPK). Namun, ekspansi kredit tetap tinggi sehingga loan to deposit ratio (LDR) meningkat.

Peran perbankan cukup signifikan dalam mendorong pertumbuhan ekonomi. Oleh karena itu, diharapkan pasar modal mampu membantu kesediaan likuiditas perbankan yang seret. Semoga peredaran uang tersebut mendorong pertumbuhan ekonomi di daerah. rep:satya festiani/friska yolandha  ed: zaky al hamzah

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement