Jumat 25 Jul 2014 14:00 WIB

Tatar Sunda- Hijabers in Love, Mengemas Percintaan Remaja dalam Nuansa Islam

Red:

Hijabers in Love, sebuah karya baru dan pertama da lam dunia perfilman remaja SMA di Tanah Air. Jika biasanya film remaja identik dengan kisahkisah pergaulan trend remaja masa kini, Hijabers In Love justru hadir dengan nuansa yang sedikit berbeda. Film remaja ini disutradarai oleh Ario Rubbik yang juga per nah menyutradarai film ‘Satu Jam Saja pada 2010’ lalu.

Dalam film ini, dia berusaha memadukan kisah cinta remaja SMA dengan kaidah-kaidah Is lam yang patut untuk di ambil hikmahnya. Kisah ini dicerita kan dengan begitu ringan, meng ambil realitas yang biasa terjadi dalam kehidupan remaja di masa SMA.

"Film kita hadir mungkin berbeda karena menjadikan hijabers inti cerita, ada cerita yg diambil dari pengalaman pri badi," kata Eksekutif Produser Film Hijabers In Love, Firman Baso saat ditemui di Bandung, Rabu (23/7).

Hijabers In Love, yang 100 persen adegan syuting meng am bil lokasi di Kota Bandung ini, rampung pada 24 Juni lalu. Film ini bercerita tentang kehidupan seorang siswi remaja 15 tahunan yang periang, terbuka, dan bergaya tomboi ber nama Annisa (Andania Suri) yang merasakan kebingungan dan kebimbangan ketika ia jatuh cinta untuk pertama kali nya kepada seorang remaja laki-laki bernama Ananda. Keinginannya untuk berjilbab demi menarik perhatian Anannda yang juga berperan sebagai ang gota rohis sekolahnya ternyata menemui titik kesulitan. Jelita, sahabat yang selama ini menemani Annisa dan membe rinya pengetahuan lebih dalam tentang agama Islam, ternyata menyimpan rasa yang sama pada Ananda.

Annisa dibuat bingung, ia berpikir keras apa yang seharusnya dilakukan. Tantangan lebih berat ia temukan ketika ia diterima dalam pertukaran pelajar di Amerika.

Film ini, kata penulis nas kah Oka Aurora bersama kru film lainnya saat berkunjung ke Republika Perwakilan Jabar, Rabu (23/7), bukan sekedar ing in menyampaikan makna soal cinta remaja SMA saja. Namun, kata dia, film juga mengandung makna persahabatan dan keyakinan serta kerukunan dalam beragama. "Ini memang bukan film religi, tapi bercerita tentang ki sah cinta anak remaja yang di kemas dalam nuasa Islam. Tidak ada sentuhan tangan di film ini, se perti film remaja pada umumnya," ujar Oka.

Di sisi lain terdapat juga tokoh pendukung, yang berperan sebagai sahabat dari Annisa dan Jelita. Ia adalah Marlon yang di perankan oleh Anbo Onthoceno. Meski keyakinan agama Marlon berbeda dengan Annisa dan Jelita, namun mereka bisa bersahabat dengan baik. "Kita nggak mau buat film yang mendakwahi. Film tidak boleh jadi perangkap, buat temen-temen yang berhijab sebenernya kamu behijab itu karena siapa? Karena dirimu? Orang lain atau tuhanmu? Itu yang jadi bahan diskusi," kata Firman.

Sosok Annisa diperankan oleh Andania Suri. Ia digam bar kan sebagai seorang remaja yang tomboi, berbeda dengan Jelita yang diperankan oleh Vebby Palwinta , siswi berjilbab yang memiliki sikap yang pe malu dan pendiam. Sementara Ananda yang diperankan oleh putra Andi Soraya, Shawn Adrian Kholafa di gambarkan sebagai tokoh yang selalu nampak cool, te guh pendirian terhadap agamanya, serta banyak digemari remaja perempuan di sekolanya. Itu karena Ananda merupakan ketua rohani Islam (rohis) di sekolahnya dan juga pintar bermain basket.

Film ini merupakan ide cerita dari Ichwan Persada yang kemudian dikembangkan da lam penulisan naskah film oleh Oka Aurora. Dengan melibatkan beberapa pemain yang asli masih remaja dan sekolah di tingkat mengengah atas. Film ini selesai dibuat dan siap ditayangkan di bios kop 4 September mendatang. Film yang di buat seratus persen di Kota Bandung ini sa ngat di du kung oleh Wali Kota Bandung , Ridwan Kamil. Dukungan berupa perizinan tem pat yang di mudah kan ini yang pada akhirnya membuat Hijabers In Love berhasil selesai dibuat tepat pada waktunya . Tak hanya Wali Kota, film ini juga didukung oleh para Hijabers di Kota Bandung yang ikut memromosikan film.

Kisah remaja muslim yang se dang jatuh cinta ini tak ha nya bisa ditemui dalam pemutaran film September mendatang saja. Kita juga sudah bisa langsung mengetahui kisahnya dengan membaca novel yang juga dibuat dari naskah film Hijabers In Love. Ini karena pada saat penggarapan film, salah satu penerbit besar Gramedia Pustaka Utama menawarkan diri untuk membuatkan novel berdasarkan cerita Hijabers In Love.

Film dan novel Hijaber in Love ini bisa dibaca dan di tonton oleh kalangan siapa saja, dan umur berapa saja, karena bisa dijadikan referansi bagi se tiap penontonnya. "Sebenar nya ini berlaku nggak hanya untuk yang pakai hijab saja. Berlaku juga untuk laki-laki yang sedang jatuh cinta, untuk ibu-ibu yang anak-anaknya lagi jatuh cinta, guru untuk menyikapi remaja-remaja ini berpacaran di sekolah. Cerita ini bisa jadi bimbingan bisa djadikan contoh referensi," kata Oka Aurora yang hadir dalam ngabuburit bareng Hijabers In Love di Gramediaa Bandung. rep:mj05, ed: agus yulianto

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement