Jumat 25 Jul 2014 14:00 WIB

Warga Suriah Lupakan Perang

Red:

Di tengah perang saudara, Muslim di pinggiran Damaskus, Suriah, mencoba menjaga tradisi Ramadhan di kota tersebut. Pada malam hari banyak keluarga berkumpul di sebidang tanah berumput yang berdebu di pinggir jalan raya.

Berpiknik di pinggir jalan raya merupakan tradisi di Suriah selama puasa. Perang tampaknya tidak menghalangi warga menikmati suasana Ramadhan. "Saya terkejut dengan banyaknya keluarga yang duduk di rerumputan ini. Anak-anak, perempuan, pria, semua keluar saat listrik dimatikan. Mereka memakan buah, bermain, dan menghisap sisha seperti yang dulu pernah mereka lakukan," ujar seorang pegawai pemerintah Abu Zaidoun (35 tahun), seperti dilansir the National, Rabu (23/7).

Dia menambahkan, orang-orang biasa keluar saat tengah malam. Jalanan penuh kendaraan lalu-lalang. Warga seperti tidak peduli perang sedang berlangsung. Tahun lalu di Nahar Isha, wilayah itu sepi orang saat malam. Lubang bekas peluru menghiasi gedung-gedung. Puing-puing bangunan berserakan akibat penembakan oleh tank berserakan.

Di wilayah yang cukup makmur di pusat Kota Damaskus, penduduknya menyangkal telah terjadi perang. Beberapa di antaranya menganggap perang terjadi di tempat lain.

"Saya sangat senang Ramadhan tahun ini. Orang-orang pergi ke pasar, kedai kopi, mereka menonton Piala Dunia, dan mencoba melupakan pembunuhan dan pertumpahan darah," kata seorang sopir taksi dari Ruken Al Deen di utara Damaskus.

Pasukan yang loyal kepada Presiden Bashar al-Assad juga telah melonggarkan keamanan di pos pemeriksaan sejak dimulainya Ramadhan. Pos keamanan tersebut di antaranya di jalan besar yang menghubungkan Bab Masala dengan Pasar Mezzeh melalui Kafr Susa.

Dua tahun lalu, jalanan tersebut ditutup seluruhnya selama Ramadhan. Tahun ini, kehadiran pasukan keamanan jauh berkurang. Beberapa tank di pos pemeriksaan juga telah ditarik. Penarikan tank itu membuat lalu lintas menjadi lancar karena tidak ada antrean.

"Banyak orang lega dengan dibubarkannya pos pemeriksaan. Mereka merasa lebih aman meninggalkan rumah saat malam hari. Restoran dan kafe sekarang lebih padat dibandingkan sebelumnya," kata salah satu warga.

Dia mengatakan, Ramadhan tahun ini jelas berbeda dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Banyak orang telah menyesuaikan diri hidup di tengah kondisi krisis. Penduduk Suriah berusaha menikmati hidup mereka dan berusaha tidak memikirkan pertempuran yang berlangsung di negara mereka.

Ramadhan kali ini di Damaskus ditandai dengan piknik tengah malam, mengunjungi sanak keluarga, teman, dan menonton Bab Al Hara. "Warga lelah mendengar berita perang. Kedua pihak, baik pendukung Assad dan oposisi sudah lelah."

"Tentara sudah lelah berdiri lama di bawah matahari sepanjang hari. Kelompok oposisi juga begitu. Mereka hanya ingin beristirahat," ujar seorang sopir taksi. Lebih dari 160 ribu orang tewas sejak perang pecah 2011 lalu.rep:ani nursalikah  ed: teguh firmansyah

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement