Jumat 25 Jul 2014 14:00 WIB
tajuk

Menghentikan Agresi Israel

Red:

Serangan Israel ke Kota Gaza masih terus berlangsung. Makin hari intensitas serangan tidak berkurang, justru makin meningkat. Alat-alat perang Israel terus merangsek mendekati jantung Kota Gaza. Serangan yang dilakukan makin membabi buta. Jika sebelumnya Israel menargetkan serangannya pada lokasi-lokasi yang dianggap tempat persembunyian tokoh Hamas, kini tidak lagi.

Roket-roket Israel kini banyak diarahkan ke rumah-rumah penduduk, masjid-masjid, bangunan sekolah, dan rumah sakit. Tak terhitung bangunan yang hancur dan rata dengan tanah. Tak ada tempat bersembunyi di Gaza. Tidak ada tempat yang aman.

Tiap detik korban berjatuhan, baik meninggal maupun luka-luka. Mereka umumnya adalah penduduk sipil. Mereka yang cedera tak bisa segera diobati karena rumah sakit pun tak mampu menampung pasien. Obatan-obatan tidak mencukupi, apalagi dokter dan tenaga kesehatan.

Persediaan makanan dan minuman sudah makin menipis. Barang-barang tidak bisa masuk ke Gaza karena Israel melakukan blokade dari segala penjuru. Pasokan listrik dan bahan bakar tersendat. Warga pun tak bebas keluar rumah untuk sekadar mencari makan. Peluru-peluru tentara Israel siap menerjang mereka yang lalu-lalang. Yang bisa dilakukan warga hanyalah menunggu di dalam rumah dan berharap agar penderitaan segera berakhir.

Sungguh hanya orang yang tak punya hati yang tega membiarkan penderitaan warga Gaza saat ini. Mads Gilbert MD PhD, seorang prof klinis dan kepala Klinik of Emergency, University Hospital of Noertg Norway, yang kini berkerja di rumah sakit Al-Shifa, Jalur Gaza, mencoba mengetuk hati Presiden Obama. Dalam surat terbukanya dia menulis: Tuan Obama, apakah Anda punya hati? Namun Obama, pemimpin tertinggi negara adikuasa Amerika Serikat yang dianggap mampu menahan kebrutalan Israel, tetap bergeming. Mungkinkah Obama benar-benar tak punya hati?

Israel bebas melakukan aksinya tanpa ada yang bisa mencegah. AS yang menjadi sekutu terdekat Israel masih diam saja melihat kekejaman Israel. Perserikatan Bangsa-Bangsa ibarat macan ompong tanpa gigi. Padahal, PBB biasanya begitu perkasa menekan negara-negara lain yang melakukan pelanggaran HAM. Negara-negara berpenduduk mayoritas Muslim yang tergabung dalam Organisasi Konferensi Islam (OKI) setali tiga uang, tak berdaya apa-apa.

Akan tetapi, kita tak boleh berhenti berharap. Langkah apa pun harus dilakukan untuk menolong warga Gaza yang menderita. Dukungan dalam bentuk pengumpulan dana untuk Gaza layak diteruskan. Warga Gaza sangat membutuhkan pangan dan obat-obatan segera.

Karena itu, mestinya bantuan untuk Gaza jangan ditahan menanti kondisi serangan Israel reda. Karena, bisa jadi itu sudah sangat terlambat. Apalagi, mengirim bantuan dengan datang langsung ke Gaza saat ini sangat tidak mungkin. Pemerintah Mesir sudah menutup perbatasan Rafah. Pintu-pintu masuk Gaza lainnya sudah diblokade Israel. Bantuan untuk Gaza bisa disalurkan ke lembaga-lembaga yang saat ini beroperasi di Gaza.

Kita juga tak henti mengetuk pintu hati para pemimpin dunia untuk peduli dengan nasib umat manusia. Sungguh yang terjadi di Gaza adalah pembantaian umat manusia. Tidak layak kita diam dan membiarkan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement