Jumat 25 Jul 2014 14:00 WIB

Bank Mandiri Catatkan Laba Rp 9,6 Triliun

Red:

JAKARTA -- Bank Mandiri mencatatkan laba sebesar Rp 9,6 triliun pada triwulan II 2014. Laba tercatat tumbuh 15,6 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya.

Direktur Utama Bank Mandiri Budi Gunadi Sadikin mengatakan, pertumbuhan laba didorong pendapatan bunga bersih dan pendapatan atas jasa atau fee based income. Pendapatan bunga bersih tumbuh 17,6 persen menjadi Rp 19,4 triliun. Hal tersebut didukung laju pertumbuhan kredit yang mencapai 13,3 persen menjadi Rp 485,8 triliun.

Berdasarkan segmennya, pertumbuhan kredit tertinggi adalah kredit mikro dengan pertumbuhan sebesar 29,8 persen. Kemudian, kredit komersial tumbuh 18,7 persen, kredit konsumer tumbuh 15 persen, sedangkan kredit korporasi tumbuh melambat sebesar 4,4 persen. Pertumbuhan kredit diimbangi dengan kehati-hatian. Rasio kredit bermasalah (NPL) net tercatat pada 0,81 persen.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Foto:Republika/Adhi Wicaksono

Bank Mandiri

Rasio pinjaman terhadap dana pihak ketiga (LDR) masih di bawah batasan Bank Indonesia (BI). Bank Mandiri mencatatkan LDR sebesar 86,97 persen pada Juni 2014. DPK pada triwulan II 2014 tercatat sebesar Rp 555,9 triliun, tumbuh 10,7 persen. "Pertumbuhan DPK ketat. Itu cukup untuk menopang pertumbuhan kredit kita," ujarnya, Kamis (24/7).

Dari pencapaian DPK, total dana murah atau giro dan tabungan mencapai Rp 345,6 triliun. Dana murah yang mendominasi DPK membuat Bank Mandiri mencatatkan kenaikan margin bunga bersih (NIM). NIM pada triwulan II-2014 tercatat sebesar 5,74 persen, naik dari 5,34 persen pada periode yang sama tahun sebelumnya. NIM naik karena struktur pendanaan. Jor-joran suku bunga hanya terjadi di deposito, bukan di dana murah.

Bank Mandiri juga mendukung pembangunan infrastruktur dengan mengucurkan kredit senilai Rp10,94 triliun untuk mendukung pembangunan jalan tol hingga Juni 2014. Budi mengatakan, penyaluran kredit untuk pembangunan jalan tol tersebut, merupakan salah satu komitmen Bank Mandiri dalam mendukung pengembangan infrastruktur di Tanah Air.

"Infrastruktur merupakan salah satu komponen utama dalam mendorong pertumbuhan ekonomi nasional yang berkelanjutan. Untuk itu, kami ingin terus meningkatkan peran aktif dalam pengembangan infrastruktur yang salah satunya adalah penyaluran kredit untuk pembangunan jalan tol," katanya.

Dari jumlah tersebut, sebesar Rp4,96 triliun dialokasikan untuk pembangunan empat ruas tol Jabodetabek. Selanjutnya, sebesar Rp1,48 triliun dialokasikan untuk pembangunan dua ruas tol di wilayah Jawa Barat dan Banten. Selain itu, Rp1,84 triliun untuk membangun satu ruas tol di Jawa Tengah, Rp1,17 triliun untuk membangun dua ruas tol di Jawa Timur dan sebesar Rp 445 miliar dialokasikan untuk mendukung pembangunan jalan tol melewati laut di Bali.

Menurut Budi, jalan tol merupakan sarana yang dapat mempercepat arus pergerakan barang dan jasa, sehingga proses perdagangan dapat terlaksana secara efektif dan efisien karena waktu tempuh yang semakin cepat. Dengan begitu, transaksi ekonomi yang terjadi pun dapat bertambah banyak. rep:satya festiani  ed: fitria andayani

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement