Jumat 25 Jul 2014 14:00 WIB
mudik kebersamaan

Mobil Asal Jawa Ramaikan Jalinsum

Red:

BANDAR LAMPUNG — Kendaraan pribadi berpelat nomor polisi asal kota-kota di Pulau Jawa mulai meramaikan jalan lintas Sumatra (jalinsum) di wilayah Lampung, Kamis (24/7). Jumlah mobil pribadi ini diprediksi akan meningkat pada puncak arus mudik yang diperkirakan pada H-3 dan H-2, Jumat (25/7) dan Sabtu (26/7) malam.

Seperti tahun-tahun sebelumnya, arus mudik Lebaran yang terjadi di Sumatra banyak dipadati penumpang bus dan kendaraan pribadi dari Pulau Jawa. Para pemudik yang pulang kampung di kota-kota Sumatra ini berasal dari warga yang merantau dan bekerja di kota-kota Pulau Jawa.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Foto:Republika/Prayogi

Mudik Merak

Jalinsum ruas Jalan Soekarno-Hatta Kota Bandar Lampung mulai terlihat ramai oleh mobil-mobil asal Pulau Jawa. Dari nomor polisinya, diketahui kendaraan tersebut berasal dari Jakarta, Banten, Bandung, dan Yogyakarta. Meski ramai, arus lalu lintas di jalinsum masih berjalan lancar dan aman.

Mobil-mobil pribadi ini melintas di jalinsum setelah tiba di Pelabuhan Bakauheni, Lampung Selatan. Sedangkan pemudik bermotor yang melintas hingga jalinsum Kota Bandar Lampung, masih sepi. Diperkirakan pemudik bermotor akan ramai pada H-3 malam seiring dengan cuti bersama Idul Fitri.

Menurut Bina, warga Bandung yang membawa mobil pribadi tujuan Kota Bandar Lampung, arus lalu lintas masih lancar dan nyaman pada H-4. "Lalu lintas di jalinsum dari Bakauheni ke Bandar Lampung lancar-lancar saja, tidak ada kemacetan," katanya.

Ia juga mengungkapkan perjalanan mudik menggunakan kapal feri dari Pelabuhan Merak (Banten) hingga ke Pelabuhan Bakauheni (Lampung) juga lancar selama tiga jam di laut. Ia mengakui terpaksa menunggu agak lama dari biasanya untuk bisa masuk kapal karena antrean sudah panjang.

Selain itu, sejumlah pemudik mulai mengeluhkan awak bus penumpang antarkota dalam provinsi (AKDP) di Lampung yang menaikkan tarif angkutan melebihi aturan. Tarif angkutan mudik yang melebih batas atas 30 persen merugikan konsumen yang ingin pulang kampung.

Sejumlah penumpang bus AC Pelabuhan Bakauheni - Terminal Rajabasa menyesalkan tindakan awak bus yang meminta ongkos melebihi ketentuan pemerintah.

Tarif resmi bus AC Bakauheni-Rajabasa biasanya Rp 25 ribu per penumpang. Saat mudik Lebaran ini, dipatok awak bus menjadi Rp 34 ribu. Sedangkan, bus AC AKDP Rajabasa - Kotaagung dari harga normal Rp 18 ribu menjadi 25 ribu. Kenaikannya berkisar 30 persen hingga 35 persen.

Berdasarkan keterangan penumpang yang singgah di Terminal Rajabasa, tarif bus AC AKDP Lampung sudah tidak terkontrol lagi oleh petugas. Pasalnya, penarikan ongkos penumpang dilakukan di dalam bus saat sedang berangkat. "Kami ditarik ketika berangkat, jadi tidak bisa apa-apa lagi," ujar Kardi, penumpang Bakauheni-Rajabasa.

Ketua Organda Bandar Lampung, Toni Eka Chandra, mengatakan, pengusaha dan awak bus tidak diperkenankan menaikkan tarif atau ongkos penumpang melebihi tarif batas atas atau 30 persen. Namun, sekarang tidak diatur tarif tuslah, yang penting pengusaha bus melayani penumpang dengan baik.

Dinas Perhubungan (Dishub) Lampung akan mengawasi bus ekonomi dan AC dalam memberlakukan tarif kepada penumpang. Kepala Dishub Lampung Albar Hasan Tanjung mengatakan bahwa pihaknya akan menggelar operasi tarif di jalan. Bila ada awak bus yang menaikkan tarif tinggi, sanksi terparah akan dicabut izin trayeknya. rep:mursalin yaslan  ed: andi nur aminah

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement