Kamis 24 Jul 2014 12:41 WIB
Kinerja PT Timah

Pendapatan Dorong Laba PT Timah

Logo PT Timah
Logo PT Timah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Pemberlakuan Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) No 32 Tahun 2013 tentang Sistem Ekspor Satu Pintu memberikan dampak positif terhadap kinerja PT Timah Tbk (Persero). Hingga akhir Juni 2014, Timah membukukan kenaikan laba bersih 47,86 persen.

Per akhir semester I 2014, laba bersih perseroan tercatat Rp 202,75 miliar. Hal ini didorong kenaikan pendapatan bersih Rp 2,75 triliun dari periode sama sebelumnya, Rp 2,55 triliun.

Sekretaris Perusahaan PT Timah Tbk Agung Nugroho mengatakan, Timah mencatat kenaikan produksi bijih timah sebesar 40,89 persen menjadi 14.352 ton. “Tahun lalu, produksi bijih timah hanya 10.187 ton,” kata Agung di Jakarta, Rabu (23/7).

Produksi logam timah pada semester I 2014 naik 12,42 persen menjadi 10.808 ton. Penjualan logam timah mengalami penurunan 11,76 persen menjadi 9.663 ton. Harga jual rata-rata mengalami perbaikan dari 22.565 dolar AS per ton menjadi 23.193 dolar AS per ton.

Perseroan terus melakukan efisiensi untuk meningkatkan kinerja keuangan. Upaya efisiensi terlihat dengan meningkatnya laba perusahaan menjadi Rp 202,75 miliar.

Rencana revisi Permendag 23 diharapkan mampu memperbaiki tata kelola pertimahan di Indonesia. Regulasi yang lebih jelas diharapkan mampu memberikan nilai lebih produk timah di Indonesia.

Sementara, perusahaan penyedia jasa energi, PT Elnusa Tbk (Perseroan), membukukan laba bersih Rp 178,28 miliar hingga akhir semester  2014. Laba perseroan tumbuh 114 persen dibandingkan periode sama 2013.

Pertumbuhan laba bersih yang signifikan didorong pendapatan yang tumbuh dua persen menjadi Rp 2,01 triliun. Beban pokok pendapatan per Juni 2014 sebesar Rp 1,698 triliun. Pencapaian sampai semester pertama ini menunjukkan keberhasilan pemetaan kembali bisnis perseroan. “Elnusa fokus pada bisnis inti yang memiliki margin tinggi,” ujar Vice President of Corporate Secretary Elnusa Fajriyah Usman, Rabu (23/7).

Strategi menjaga pendapatan usaha menghasilkan profitabilitas yang tinggi. Margin laba kotor mencapai 16 persen dan margin laba usaha sebesar delapan bersen sebagai dampak tumbuhnya laba kotor sebesar tujuh persen menjadi Rp 314 miliar. Margin laba bersih meningkat dari empat persen menjadi sembilan persen. Pada semester pertama, Elnusa membukukan laba atas penjualan aset tanah sebesar Rp 87 miliar. Hal ini meningkatkan laba bersih secara signifikan.

Pada akhir semester pertama 2014, kas bersih hasil operasi tercatat Rp 336 miliar. Total kas dan setara kas berada pada kisaran Rp 1,1 triliun. Sejak kuartal III 2013, Elnusa tidak memiliki utang modal kerja. Sedangkan, utang bank tercatat sebesar Rp 397 miliar atau turun 55 persen. n friska yolandha ed: zaky al hamzah

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement