Rabu 16 Jul 2014 13:30 WIB
samba 2014

Krisis Pemain Landa Brasil

Red:

RIO DE JANEIRO --  Entressafra adalah kata yang tepat untuk menggambarkan kondisi sepak bola Brasil saat ini. Kata dalam bahasa Portugis itu berarti musim kering dan sejalan dengan minimnya persediaan pemain berkualitas untuk mengenakan seragam Selecao. Jika tak ingin terus malu dengan lima bintang yang tersemat di dada, Brasil harus melakukan perombakan besar-besaran.

Sepak bola memang menjadi kekasih seluruh warga Brasil, tapi cinta yang membabi buta itu tak menghasilkan apa-apa di Piala Dunia kali ini. Jerman membantai mereka dengan skor telak 7-1 di hadapan puluhan ribu pendukung setia tim Amerika Selatan itu. Ibarat sudah jatuh tertimpa tangga, Brasil kembali kalah tiga gol tanpa balas dalam perebutan partai hiburan perebutan juara ketiga.

Kekeringan, tampaknya itulah penyebab cinta itu menjadi tak terbalas. Dua puluh tiga pemain pilihan pelatih Luiz Felipe Scolari ternyata belum cukup mengimbangi level permainan tim dunia lain. Thiago Silva dan kawan-kawan tampak begitu tertatih menapaki jalan menuju babak semifinal.

Tim Samba seakan kehilangan 'goyangan' di lapangan. Praktis, hanya Neymar yang dominan merepotkan lawan. Striker utama Brasil Fred hanya mencetak satu gol. Wajar saja jika pecinta sepak bola lantas merindukan nama Ronaldo, Ronaldinho, dan Rivaldo yang mempersembahkan gelar juara untuk Brasil pada 2002.

Legenda Brasil era 70-an Roberto Rivelino menilai level permainan Brasil sangat rendah. "Di Argentina Anda memiliki 'nomor sepuluh', (Lionel) Messi, tapi Brasil tidak. Mungkin kami sedang menjalani fase sulit, sebuah entressafra," kata Rivelino seperti dikutip Reuters.

Kegagalan Brasil menembus Piala Dunia U-20 2013, menjadi isyarat bahaya tipisnya stok pemain muda. Setahun sebelumnya, Brasil U-23 juga gagal mengalahkan Meksiko di partai final Olimpiade. Pertanda-pertanda itu ternyata gagal dibaca oleh Brasil yang terlena harapan palsu berkat gelar juara Piala Konfederasi, yang notabene hanya turnamen 'pemanasan'. Di panggung sesungguhnya, Brasil pun hancur lebur.

Sekumpulan orang menilai sumber penyakit Brasil justru jauh lebih dalam dari sekadar masalah pelatih dan pemain. Lebih dari seribu tokoh profesional sepak bola setahun yang lalu membentuk Bom Senso FC atau 'FC Masuk Akal' untuk merombak Federasi Sepak Bola Brasil (CBF).

Perkumpulan itu menuntut adanya reformasi di liga domestik. Salah satu permintaan mereka adalah pemberian kesempatan untuk klub-klub kecil Brasil yang saat ini punya jatah tanding hanya satu semester untuk tampil secara penuh satu tahun dalam satu musim.

Kiper Sao Paolo Rogerio Ceni menyambut pergerakan ini dengan positif. Ia yakin standar sepak bola Brasil bisa lebih baik untuk fans, sponsor, dan pemain. "Ini bukan pemberontakan. Kami ingin solusi jangka panjang yang akan memperbaiki hal-hal di tiap divisi," kata Ceni dikutip dari Euro Sport.

Beberapa hari yang lalu Menteri Olahraga Brasil Aldo Rebelo juga membuat keputusan untuk menghentikan ekspor pemain Brasil sejak umur belia. Rebelo pun meminta CBF untuk segera merombak pengelolaan sepak bola negara seusai kegagalan yang ia anggap bencana nasional.

Pekerjaan rumah besar menjadi tanggungan penerus Scolari yang resmi mundur dari kursi pelatih. Dengan rata-rata skuat berumur 28 tahun, hasil panen Brasil ini kemungkinan tak menjadi bagian rencana masa depan. Julio Cesar, Maicon, Maxwell, Hernanes, dan Fred akan mundur teratur dari skuat karena sudah termakan usia. Paulinho, Fernandinho, Jo, dan Dani Alves juga kurang bersinar untuk membela tim sekelas Brasil.

Secercah sinar untuk Brasil memang masih ada di lini tengah. Dengan Oscar dan Willian yang masih berusia 23 dan 25 tahun, Brasil masih bisa optimistis. Nama Lucas Moura dan Philippe Coutinho yang belum terpanggil dalam skuat cukup menjanjikan masa depan yang baik.

Sekali lagi, di masa kering ini baiknya Brasil segera berpikir untuk menanam bibit-bibit unggul jika tak ingin malu dalam jangka waktu empat tahun ke depan. Mereka akan menghadapi Copa America di Cile tahun depan. Kemudian, tim U-23 Brasil akan tampil di Rio de Janeiro dalam Olimpiade 2016. Puncaknya, Piala Dunia 2018 di Rusia, skuat Selecao harus bisa membuktikan kelas permainan mereka di era sepak bola modern.

Brasil saat ini menghadapi realita musim kering yang jarang mereka temukan di masa lalu. Jika dulu mereka bisa berpesta dan kekenyangan dengan pemain bintang, sekarang negeri yang menganut sepak bola sebagai agama itu dilanda kelaparan. n C71 ed: abdullah sammy

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement