Selasa 15 Jul 2014 12:00 WIB

resensi- Resep Hidup Nyaman tanpa Utang

Red:

Pada zaman yang serbakonsumtif ini, mengelola keuangan punya tantangan sendiri. Penawaran barang dan jasa yang bertubi-tubi membuat masyarakat semakin mudah terjerat jebakan utang. Tidak sedikit orang yang penghasilannya relatif besar, namun tidak punya tabungan/investasi dan sebagian besar gajianya tiap bulan habis untuk membayar utang. Akibatnya, mereka harus berutang lagi untuk menutup kebutuhan.

Ada orang yang terpaksa harus merelakan aset mereka, seperti mobil, rumah, dan lain-lain, karena tak mampu membayar utang. Bahkan, seorang miliarder bisa jatuh bangkrut karena utang. Save Your Money yang ditulis oleh perencana keuangan ini menyajikan resep hidup nyaman tanpa utang. Atau, kalaupun berutang, utang tersebut bisa dikendalikan dan dikelola dengan sangat baik. Buku ini tidak hanya menjabarkan teori, tapi juga praktik berdasarkan pengalaman penulis dalam menangani permasalahan utang. Bahkan, tidak hanya sekadar bebas utang, tapi punya banyak uang.

Penulis mengawali bukunya dengan tagline "Selalu ada alasan berkata "ya" untuk berutang, tetapi ada banyak alasan mengatakan "tidak". Berikutnya, penulis membuka bukunya dengan bab atau hari pertama, utang ada di mana-mana. Penulis menegaskan, "Yang terpenting bukan seberapa besar yang Anda dapatkan/hasilkan, tetapi apa yang Anda lakukan dengan hal itu dan bagaimana Anda menggunakan dan mengaturnya." (Hlm 3).

Penulis juga mengemukakan, "Utang terjadi saat kita tidak bisa mengelola pengeluaran. Saat pengeluaran lebih besar dari pemasukan, otomatis kita jadi berutang. Merencanakan keuangan sebenarnya adalah menjaga keseimbangan (balance), menjaga pengeluaran tidak lebih besar dari pemasukan." (Hlm 3).

Hal yang perlu diingat, tegas penulis, bahwa utang—termasuk di dalamnya penawaran kartu kredit yang menggiurkan—bukan milik kita dan harus dikembalikan. "Jika kita memperlakukan utang sebagai milik orang lain, seharusnya kita menjadi lebih berhati-hati menggunakannya." (hlm 8)

Prinsip berikutnya yang diajarkan oleh penulis adalah belajar hidup cukup (dalam bahasa agama Islam biasa disebut qanaah). Menusia tidak akan pernah merasa cukup jika ia tidak tahu cara mencukupkan dirinya. "Cukup adalah mampu bersyukur atas apa yang kita miliki saat ini. Cukup adalah saat kita bisa mengelola keinginan sama dengan kemampuan." (Hlm 24).

Pada bagian ini, penulis memberikan contoh pengelolaan keuangan dengan selalu memerhatikan pos-pos pengeluaran agar tidak melebihi yang sewajarnya. Ia mengelompokkan pengeluaran menjadi empat kelompok, yakni primer (makanan, transportasi, pakaian, dan alat komunikasi), kewajiban (listrik, air, cicilan utang, dan pajak (rumah, STNK)), tabungan/investasi (tabungan dana darurat, investasi dana pendidikan, dan dana pensiun), dan sekunder (entertainment, hobi, dan liburan).

Resep ketiga yang diberikan oleh penulis adalah hiduplah di bawah kemampuan kita. Artinya, pengeluaran kita harus selalu lebih kecil dari pemasukan kita. "Berapa pun besar pendapatan tidak menentukan bagaimana hasil akhirnya, tetapi bagaimana mengelola pendapatan atau menentukan besaran pengeluaran." (Hlm 45).

Masih ada beberapa resep lainnya yang diuraikan dalam buku ini. Bagaimanapun, seperti ditegaskan oleh penulis, hidup tanpa utang adalah hidup yang nyaman. "Ada banyak hal lain yang bisa kita rasakan saat kita hidup bebas dari utang. Dan, pilihan itu ada di tangan kita." (Hlm 71).

Buku ini sangat perlu dibaca oleh siapa pun yang ingin hidup nyaman tanpa dikejar utang. Tak hanya  mereka yang terjerat utang, tapi juga pembaca yang ingin terhindar dari masalah utang seumur hidupnya.rep:irwan kelana  ed: reiny dwinanda

JUDUL: SAVE YOUR MONEY

PENULIS: YOSEPHINE P TYAS

PENERBIT: NOURA BOOK S

CETAKAN: I, MARET 2014

TEBAL: 152 HALAMAN

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement