Selasa 15 Jul 2014 11:11 WIB

Golkar Terbelah Jadi Tiga Kelompok?

Partai Golkar
Partai Golkar

REPUBLIKA.CO.ID, KUPANG -- Pengamat politik dari Universitas Muhammadiyah Kupang, Ahmad Atang, mengatakan Partai golkar sudah terbelah menjadi tiga kelompok yang memiliki kepentingan berbeda.

Pertama adalah mereka yang mendukung Ketua Umum Aburizal Bakrie untuk mengusung capres dan cawapres Prabowo-Hatta. Ahmad mengatakan kelompok ini didominasi oleh kalangan struktur partai dari pusat sampai ke daerah.

Kelompok kedua adalah mereka yang menentang pilihan partai berlambang pohon beringin itu mendukung Prabowo-Hatta, dan dengan terang-terangan menyatakan dukunganya ke Joko Widodo-Jusuf Kalla yang adalah mantan Ketua Umum Golkar.

Kelompok ini adalah kalangan muda golkar yang progresif didukung oleh sesepuh golkar dan organisasi sayap partai itu. Ketiga adalah kelompok abu-abu baik, dalam struktur mau bukan, namun mereka tidak mendukung maupun menolak keputusn partai. Kelompok abu-abu ini cenderung oportunis dalam melihat arah politik dan akan tampil sebagai pahlawan untuk menggiring gerbong partai ke titik aman, ucapnya.

"Jadi adanya wacara golkar mengalihkan dukungan ke Jokowi-JK dalam pemerintahan menurut saya digagas oleh kelompok abu-abu ini," kata kata Ahmad di Kupang, Selasa (15/7).

Menurut dia, gagasan ini beralasan karena adanya kader partai yang menjadi wapres Jokowi, juga dalam hitungan politik faktual ada kemungkinan Jokowi akan keluar sebaga pemenang dan menjadi presiden. Kelompok ini akan bergabung dengan kelompok penentang di dalam partai, tidak saja mendukung Jokowi.

Ahmad mengatakan kedua kekuatan ini akan menggerakan wacana untuk menekan partai agar segera melaksanakan munas untuk menggantikan Aburizal Bakrie dari Ketua Umum Golkar. "Tujuannya jelas, ingin mendapatkan posisi di pemerintahan dan juga tetap eksis di Golkar," kata Pembantu Rektor I UMK itu.

Menurut Ahmad, kelompok ini akan didukung penuh oleh Jusuf Kalla jika Jokowi keluar sebagai pemenang. Karena itu, PDIP dan partai koalisi, mestinya mewaspadai kelompok yang tidak berkeringat ini.

"PDI Perjuangan jangan terjebak pada gerakan ini, dan saya yakin PDIP dan partai koalisi pasti tahu apa yang harus dilakukan," ucap Ahmad. Dia mengatakan fenomena ini bukan saja di Golkar, tetapi juga partai pendukung Probowo-Hatta lainya.

Gejalanya, setelah penetapan hasil pilpres akan banyak kader yang menuntut pergantian ketua umum, akibat keputusan koalisi yang tidak menguntungkan partai ke depan. Sebut saja Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Partai Bulan Bintang (PBB) dan mungkin juga Partai Demokrat.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement