Sabtu 12 Jul 2014 13:00 WIB

Jaga Rekapitulasi Bersih

Red: operator

Minggu-minggu ini menjadi saat yang mendebarkan bagi bangsa ini. Proses rekapitulasi manual hasil Pemilihan Presiden (Pilpres) 2014 sedang dijalankan secara berjenjang. Hasil penghitungan inilah yang akan menjadi pegangan untuk semua pihak dalam menentukan Pilpres 2014. Karena itulah rekapitulasi ini harus benar-benar dijaga agar berjalan bersih.

Semua pihak yang terlibat dalam proses rekapitulasi manual mulai dari tingkat tempat pemungutan suara (TPS) hingga tingkat pusat harus menyadari akan pentingnya proses ini. Setiap sura harus dipastikan bisa terekap dengan baik. Jangan sampai ada satu pun suara yang terlewat dan tidak masuk dalam hasil rekap.

Segala jenis keinginan untuk berbuat curang dalam proses rekapitulasi manual ini harus disingkirkan jauh-jauh. Sekecil apa pun kecurangan itu, dampaknya bisa menjadi sangat fatal. Tidak hanya merugikan kontestan pilpres, segala jenis kecurangan dalam proses rekapitulasi ini juga bisa merugikan masyarakat secara luas.

Pilpres kali ini yang hanya menghadirkan dua pasang kontestan berlangsung keras. Di tingkat elite maupun di tingkat para pendukung, hawa persaingan terasa begitu kuat. Bahkan, di beberapa kesempatan, persaingan itu terlihat begitu emosional. Para pendukung dari kedua pihak terlibat aksi saling ejek.

Kampanye negatif pun bertaburan, terutama di internet. Aksi saling memojokkan tidak terhindarkan. Ini menjadikan proses pilpres berjalan panas. Jika persaingan ini tidak dijaga dengan baik, maka dampaknya bisa berubah menjadi konflik emosional yang rentan dengan aksi kekerasan.

Lebih panas lagi, saat ini lembaga-lembaga survei sudah terbelah dan mengeluarkan hasil hitung cepatnya kepada publik. Sebagian hitung cepat memenangkan pasangan Prabowo-Hatta, dan sebagian lain mengunggulkan kubu Jokowi-JK. Pembelahan lembaga survei ini memang tidak equal.Lembaga yang memenangkan kubu Jokowi-JK lebih banyak.

Meski tidak setara, pembelahan ini ikut mengundang keren tanan. Banyak kalangan sudah menjadikan hasil hitung cepat ini sebagai acuan utama untuk menentukan pemenang pilpres. Perang opini soal hasil hitung cepat pun berjalan panas. Kerentanan ini harus diantisipasi dengan baik.

Satu-satunya cara untuk bisa menjawab kerentanan itu dengan baik adalah rekapitulasi manual di KPU yang dijalankan dengan bersih. Proses ini harus dijauhkan dari segala macam intervensi yang mendorong pada terjadinya kecurangan. Para pendukung kontestan pilpres, terutama yang memiliki jabatan, harus membebaskan KPU dari segala pengaruh.

Saat ini, biarkanlah KPU bekerja dengan konsentrasi penuh untuk menjalankan rekapitulasi manual. KPU harus tetap independen dan menjalankan proses penghitungannya dengan fair. KPU tidak boleh punya kepentingan sedikit pun untuk secara sengaja me menangkan kandidat tertentu dengan cara yang tidak terpuji. Hal ini akan mengundang konflik horizontal yang sangat merugikan.

Proses rekapitulasi ini menjadi kunci untuk menentukan sua sana bangsa ini secara luas. Jika bisa dijalankan dengan baik, maka hasilnya tentu juga akan baik. Sebaliknya, jika dijalankan penuh kecurangan, maka hasilnya pun akan sangat buruk.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement