Jumat 11 Jul 2014 00:43 WIB

Muhaimin Bersyukur Jokowi-Jusuf Kalla Unggul Versi Hitung Cepat

Rep: C67/ Red: Julkifli Marbun
Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar.
Foto: Republika/Aditya Pradana Putra
Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua umum Dewan Pengurus Pusat Partai Kebangkitan Bangsa (DPP PKB) Muhaimin Iskandar bersyukur atas kemenangan Jokowi-Jusuf Kalla berdasar hasil hitung cepat. Menurutnya, lembaga yang survei yang menempatkan Jokowi-Jusuf Kalla sebagai pemenang pada pemilihan presiden dan wakil presiden kemarin merupakan lembaga kredible.

Muhaimin mengatakan, hasil hitung cepat dengan hitungan akhir diyakini tidak akan ada perbedaan. Hal tersebut, kata Muhaimin, terbukti ketika pemilihan calon legislatif 9 April lalu.

"Tidak ada satu yang berjarak antara hitung cepat dengan hasil pileg," ujar Muhaimin, Kamis (10/7), kepada wartawan di Kantor DPP PKB, Jakarta Pusat.

Keunggulan yang jumlah suara pasangan Jokowi-Jusuf Kalla atas Prabowo-Hatta pada pemilihan presiden dan wakil presiden kemarin merupakan kabar yang menggembirakan. Muhaimin yakin hasilnya tidak akan berbeda sampai hitungan akhir di Komisi Pemilihan Umum (KPU).

Muhaimin menambahkan, PKB akan terus mengawal suara sampai ketetapan akhir di KPU 22 Juli mendatang. Oleh karena itu, lanjut Muhaimin, akan melakukan beberapa langkah yang akan dilakukan PKB antara lain, seluruh kader PKB untuk siaga 1 yaitu berdoa. Selain itu, akan mengawasi hasil perhitungan manual terutama C1 yang berada di zona jauh dari jangkauan.

"Akan kerjasama dengan partai pasangan Prabowo Hatta," katanya.

Dengan hasil yang menggembirakan tersebut, Muhaimin berterimakasih kepada warga nahdliyin atas partisipasinya memenangkan Jokowi-Jusuf Kalla. Selain itu, tutur Muhaimin, juga berterimakasih kepada seluruh kader, tim sukses dan para relawan.

Muhaimin juga meminta kepada seluruh warga Nahdliyin untuk kembali bersatu. Warga Nahdliyin yang mendukung pasangan nomor 1 untuk bersabar. Pasca Pilpres, kata Muhaimin, yang terpenting kebersamaan keluarga Nahdliyin.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement