Selasa 08 Jul 2014 13:50 WIB

Satu Dunia dan Walhi Ajak Anak Muda Awasi Pemilu Lewat Media Sosial

Rep: c69/ Red: Asep K Nur Zaman
memantau Pilpres 2014 lewat gadget

REPUBLIKA.CO.ID,BANDUNG -- Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) dimungkinkan akan kekurangan tenaga untuk mengawasi kecurangan pada Pilpres 9 Juli mendatang. Kecurangannya diperkirakan lebih masiv, melihat ketatnya jumlah pendukung.

Melihat kondsi tersebut, Komunitas Satu Dunia dan Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Jawa Barat mengajak anak muda Indonesia untuk ikut mengawasi pilpres besok dari kecurangan yang mungkin terjadi.

"Anak muda dapat ikut peduli dalam proses pemilu bersih hanya dengan melapor lewat media sosial. Pelaporan ini dapat dilakukan lewat smartphone yang kini pasti dimiliki oleh banak generasi muda," kata Anwari Natari, Program Manager Satu Dunia, saat sosialisasi Program Pemilu Bersih dalam Ngabuburit dan Pesta Ta'jil, di depan Kampus STSI, Bandung, Selasa (8/7).

Menurut dia, cara pelaporan lama dengan datang ke kantor Bawaslu sudah tidak relevan. Apalagi tenggat pelaporan yang hanya tiga hari sejak kejadian. Maka, akan sangat banyak kejadian yang tidak sampai di bawa ke meja Bawaslu.

"Pelaporan lewat online opsi strategis, hari itu juga kami laporkan ke Bawaslu. Mereka butuh ini, laporan ini jadi info awal," jelas Anwari.

Kondisi generasi muda yang lekat dengan gedget itu, lanjut Anwari, dapat dimanfaatkan dengan menulis atau memotret adanya pelanggaran pemilu. Hasilnya, dapat langsung di-mention lewat Twitter ke akun @pemilu_bersih atau Facebook "Pantau Pemilu 2014". Untuk hasil rekam video bisa juga di-upload di Youtube lalu share link-nya ke laman Facebook tadi. 

Bagi anak muda yang tidak punya koneksi internet, pelaporan bisa lewat pesan singkat ke 085720051234. Untuk yang takut akan adanya intimidasi, mereka bisa menyembunyikan identitas di pesannya atau lewat website HYPERLINK "http://www.pemilubersih.org/" www.pemilubersih.org.

"Isi laporan cukup sebut pelaku, jenis pelanggaran, dan di mana pelanggaran terjadi," jelas Anwari, yang dalam program ini menjabat sebagai Project Manajer Program Pemantauan Pemilu Oleh Anak Muda.

Sementara itu, Dada Ramdan, direktur Walhi Jawa Barat, dalam sosialisasi program ini lebih menyoroti pada kriteria calon presiden. Ia mendorong agar anak muda memilih presiden yang mempunyai visi soal lingkungan hidup. Hal itu diungkapkannya sebagai bahan pertimbangan mereka yang akan berpartisipasi dalam Pipres mendatang. 

 

Ia menegaskan, Walhi tidak mengarahkan pada salah satu calon tertentu. Pasalnya pihaknya sendiri belum melihat adanya prioritas lingkungan sebagai visi di kedua calon.

"Itu hanya jadi program dan agenda, belum jadi suatu visi pembangunan. Padahal kita melihat beragam bencana lingkungan yang ada karena kerusakan ekologis," ujar Dada.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement