Sabtu 05 Jul 2014 20:46 WIB

Rois Syuriah NU Jatim: 1 Muharam Hari Besar Islam, Jangan Dikerdilkan

Logo NU. Ilustrasi
Logo NU. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA--Rois Syuriah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur KH Miftahul Akhyar minta kepada para pendukung masing-masing calon presiden supaya tidak mudah terpancing emosi.

"Sebentar lagi memasuki masa tenang kampanye, dan saya harap tidak ada yang mudah terpancing emosinya agar pelaksanaan pemilihan presiden bisa berjalan dengan lancar," katanya saat dikonfirmasi di Surabaya, Sabtu.

Ia mengemukakan, kedua kelompok masing-masing calon presiden juga harus bersikap dewasa demi menjaga ketenangan menjelang hari pemilihan berlangsung.

"Mari dijaga persatuan dan ketenangan proses pemilihan presiden yang merupakan salah satu tahapan dan juga hak rakyat untuk menyalurkan aspirasinya," katanya.

Ia mengatakan, saat ini memang ada kecenderungan masyarakat mudah terpancing emosinya dan gampang dipengaruhi oleh hal-hal yang sebenarnya tidak perlu dibuat besar.

"Sekali lagi, mari dijaga perdamaian dan juga ketenteraman negara ini, terutama pada saat pemilihan presiden nanti," katanya.

Disinggung soal adanya aksi massa terkait dengan rencana 1 Muharam untuk dijadikan hari santri dirinya menyatakan sebenarnya ada pengerdilan dari peringatan itu.

"Peringatan 1 Muharam merupakan hari besar Islam. Nah, ini mau dijadikan sebagai peringatan hari santri. Padahal santri itu sendiri merupakan bagian dari Islam," katanya.

Pada pemilihan Presiden 9 Juli 2014 diikuti oleh dua pasangan calon masing-masing Prabowo Subianto-Hatta Rajasa dan pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement