Jumat 04 Jul 2014 20:43 WIB

'Tak Perlu Ada Rekonsiliasi Prabowo-Jokowi'

Rep: Dyah Ratna Meta Novia/ Red: A.Syalaby Ichsan
Prabowo Subianto berpelukan dengan Joko Widodo sesaat sebelum debat capres sesi ketiga di Jakarta, Ahad (22/6) malam WIB.
Foto: Republika/Aditya Pradana Putra
Prabowo Subianto berpelukan dengan Joko Widodo sesaat sebelum debat capres sesi ketiga di Jakarta, Ahad (22/6) malam WIB.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Dewan Pembina Partai Demokrat sekaligus pendukung Prabowo-Hatta, Pramono Edhie Wibowo mengatakan,  demokrasi Indonesia itu demokrasi damai.

Menurutnya, sistem politik Indonesia yang multipartai menyebabkan rakyat mendukung tidak hanya pada satu partai dan figur. Dia pun menjelaskan, para calon presiden pasti sudah menyampaikan para pendukungnya untuk  siap menang dan siap kalah.

"Makanya saya kira tidak perlu ada rekonsialisasi antara Jokowi maupun Prabowo karena keduanya baik-baik saja. Sebaiknya keduanya diminta saja untuk mengikuti proses demokrasi ini dengan baik," kata Pramono di Jakarta, Jumat, (4/7).

Dua capres ini, ujar Pramono, merupakan orang-orang pilihan. Keduanya saja tetap cool dan baik-baik saja, maka para pendukung capres tidak usah saling panas-panasan," ujarnya.

Para timses, kata Edhie, sebaiknya menyerukan kepada masing-masing pendukung untuk kampanye damai, apalagi pada momen Ramadhan seperti kali ini. Dalam pilpres 2009 tidak ada kerusuhan, maka pilpres mendatang harus lebih baik lagi dan damai.

"Saya  mohon ke depan elit-elit partai bisa menjadi  panutan bagi masyarakat. Jangan membuat situasi yang panas makin panas, kalau masih suka bikin panas, ya jadi tidak elit lagi,"ujar Edhie.

Kalau ada hal-hal yang tidak disukai, terang Edhie, jangan menggunakan kekerasan tapi laporkan saja pada yang berwenang. Pers juga harus bebas tapi bertanggung jawab, jangan memperkeruh suasanan jelang pilpres.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement