Jumat 04 Jul 2014 16:00 WIB

Kuota BBM Subsidi Diprediksi Jebol

Red:

JAKARTA -- PT Pertamina (persero) memprediksi kuota bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi melebihi kuota sebelum akhir tahun. Kuota BBM bersubsidi diperkirakan akan jebol hingga ke 47 juta kiloliter (kl).

Direktur Niaga dan Pemasaran Pertamina Hanung Budya mengatakan, kuota akan melebihi satu juta kl dari kuota 46 juta kl. ''Prognosis bila pemerintah tidak melakukan apa-apa untuk menahan konsumsi adalah 47,621 juta kl,'' katanya, Kamis (3/7).

Hanung menerangkan, kenaikan konsumsi BBM bersubsidi bisa dilihat dari peningkatan pembelian premium. Premisnya, jika pada akhir 2013 konsumsi premium mencapai 29 juta kl maka tahun ini diprediksi akan mengalami peningkatan 3,2 juta kl sampai akhir tahun. Pertamina melansir pada Januari sampai dengan Mei realisasi premium mencapai 12,03 juta kl.

Sementara itu, harga rata-rata minyak mentah Indonesia (ICP) pada Juni ini naik tajam dari bulan sebelumnya. Berdasarkan perhitungan Formula ICP mencapai 108,95 dolar AS per barel, naik 2,75 dolar AS per barel dari Mei 2014 yaitu 106,20 dolar AS per barel. Sedangkan harga Minas/SLC pada Juni 2014 mencapai 111,61 dolar AS per barel atau naik 3,44 dolar AS per barel.

Direktur Pembinaan Program Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM Naryanto Wagimin mengatakan, kenaikan tersebut berdampak positif terhadap ekspor minyak mentah. ''Tapi, impor minyak mentah dan BBM kita besar,'' katanya. Hal ini bisa berdampak pada meningkatnya belanja subsidi BBM dalam anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN).

Menurut Naryanto, kenaikan harga minyak mentah Indonesia ini sejalan dengan kenaikan harga minyak mentah utama di pasar internasional. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor. Pertama, kekhawatiran pasar atas gangguan pasokan minyak mentah akibat meningkatnya ketegangan geopolitik di negara-negara non-OPEC, seperti Rusia dan Ukraina serta di negara-negara OPEC seperti Irak.

Kedua, Berdasarkan laporan International Energy Agency (IEA) pada Juni 2014, proyeksi permintaan minyak mentah dunia pada 2014 meningkat sekitar 10 ribu barel per hari dibanding bulan sebelumnya. Sementara, berdasarkan laporan Energy Information Administration (EIA),  tingkat stok mingguan minyak mentah komersial Amerika Serikat pada Juni 2014 menurun sebesar 1,4 juta barel.

Selanjutnya, berdasarkan laporan OPEC dan laporan IEA pada Juni 2014, terdapat peningkatan biaya operasional kilang-kilang pengolahan di Amerika sebesar 0,7 persen dibanding bulan sebelumnya dan kondisi musiman driving season yang dimulai bulan Juni. Lalu, berdasarkan laporan OPEC, kondisi perekonomian dunia terus mengalami perbaikan. Proyeksi pertumbuhan perekonomian dunia pada 2014 sebesar 3,4 persen lebih tinggi dari 2013 sebesar 2,9 persen.

Untuk kawasan Asia Pasifik, kenaikan harga minyak terjadi karena perekonomian yang stabil dan cenderung membaik di Cina dan India. Selain itu, peningkatan permintaan minyak mentah di Cina dan permintaan naphta di Korea Selatan untuk kebutuhan petrokimia.  rep:aldian wahyu ramadhan  ed: fitria andayani

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement