Jumat 04 Jul 2014 13:15 WIB

Membedah Visi Misi Jokowi di Bidang Ekonomi

Spanduk dukungan untuk Jokowi-JK.
Foto: Republika/Tahta Aidilla
Spanduk dukungan untuk Jokowi-JK.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Masa kampanye para calon presiden akan berakhir pada Sabtu (5/7). Kondisi itu membuat masyarakat semakin gencar mencari tahu visi misi kedua kandidat guna menyongsong Pilpres 9 Juli mendatang. Pengetahuan dan visi-misi tentang para kandidat pun terus digali oleh publik untuk lebih memantapkan pilihan.

Atas dasar itu, Satuan Pelajar dan Mahasiswa Hanura (Sapma Hanura) yang diketuai M. Pradana Indraputra dan relawan dari Kawan Jokowi yang diketuai oleh Diaz Hendropriyono menggelar acara diskusi publik khusus membedah visi misi 'Jokowi-JK Perihal Ekonomi' di Sekretariat Kawan Jokowi, kemarin. Puluhan mahasiswa yang hadir sangat antusias mengikuti diskusi yang berlangsung secara interaktif itu.

Pradana menyatakan, kegiatan itu dihelat agar substansi visi misi pasangan nomor urut 2, itu tersampaikan dengan baik ke masyarakat. Sapma Hanura dan Kawan Jokowi memilih nara sumber yang kompeten untuk membahasnya, yaitu dua ekonom Iman Sugema dan Sri Adiningsih.

"Diskusi publik ini digelar untuk memfasilitasi rakyat dan simpatisan, khususnya bagi pemuda dan mahasiswa, agar mereka bisa mendapatkan wawasan yang lebih terhadap visi- misi pasangan Jokowi-JK, khususnya dibidang ekonomi," katanya.

Menurut Pradana, potensi ekonomi negeri ini begitu besar, dengan sumber daya manusia (SDM) dan kekayaan alamnya. Namun, kemiskinan, pengangguran, dan ketidakseimbangan distribusi masih terjadi. Investasi pun masih dibawah target, khususnya pasar modal dan pasar uang. "Hal ini mengakibatkan ketimpangan masyarakat masih terjadi," ujarnya.

Guru besar ekonomi UGM Sri Adiningsih dalam paparannya menyampaikan, perlunya sistem pengawasan yang kuat untuk mempersiapkan Indonesia dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN.

Hal itu agar ketimpangan yang terjadi antara Indonesia bagian timur dan Indonesia bagian barat bisa diminimalkan. "Pembangunan harus di atasi dengan cepat dan tepat agar tidak ada lagi ketimpangan," sarannya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement