Selasa 01 Jul 2014 13:36 WIB

Ini Tiga 'Black Campaign' yang Serang Prabowo

Rep: c83/ Red: Mansyur Faqih
Prabowo Subianto
Foto: antara
Prabowo Subianto

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Masa kampanye pilpres tahun ini diisi dengan maraknya black campaign (kampanye hitam) yang menyerang masing-masing kandidat. Tak terkecuali capres-cawapres nomor urut satu, Prabowo Subianto-Hatta Rajasa. 

Berikut tiga black campaign yang menyerang Prabowo yang dirankum ROL

Pertama, capres Prabowo Subianto sempat diserang soal isu memiliki dua kewarganegaraan. Yaitu Indonesia dan Yordania. Isu kewarganegaran Yordania muncul karena setelah reformasi, Prabowo tinggal di Yordania. 

Dalam undang-undang, dikatakan syarat seorang capres yaitu WNI sejak lahir dan tidak pernah mendapatkan kewarganegaraan lain atas permintaanya sendiri. Untuk melaksanakan aturan tersebut, KPU mewajibkan bakal capres-cawapres untuk menyerahkan surat keterangan dari kantor kemenkumham. Prabowo pun melengkapi persyaratan tersebut.

Kedua, pada awal Juni, sempat muncul isu pengerahan Bintara Pembina Desa (Babinsa) ke rumah-rumah warga untuk memilih Prabowo pada pilpres nanti. 

Babinsa berisikan prajurit aktif yang dalam peraturannya harus bersikap netral dan dilarang memihak salah satu pasangan capres-cawapres. Dinas Penerangan TNI AD telah melakukan investigasi terkait isu Babinsa yang mengarahkan warga untuk memilih  Prabowo. 

Ketiga, Perusahaan milik Prabowo, PT Kertas Nusantara yang terletak di Berau, Kalimantan Timur, dikabarkan memiliki utang hingga Rp 14 triliun. Bukan hanya itu, karyawan di perusahaan Prabowo juga dikabarkan tidak digaji selama lima bulan. 

Direktur Utama PT Kertas Nusantara Pola Winson membantah tuduhan tersebut. Dikatakan, masalah perusahaan Prabowo telah diselesaikan pada November 2011 di Pengadilan Niaga dengan restrukturisasi utang.

"Jangan terlibat dalam black campaign. Jangan fitnah dibalas fitnah. Fitnah kita balas dengan kebaikan," ujar Prabowo. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement