Selasa 01 Jul 2014 13:00 WIB

Parcel Lebaran pada Awal Ramadhan

Red:

MENTENG — Dewi (30 tahun) terlihat sibuk menata parcel di salah satu sudut trotoar di depan Stasiun Cikini, Jakarta Pusat, Senin (30/6). Ia merupakan satu dari sekian penjual parcel di Stasiun Cikini meski Ramadhan baru memasuki hari kedua.

Dewi mengaku, ia dan rekan-rekannya terbiasa berdagang pada awal Ramadhan. Bahkan, ia mengaku sudah bersiap-siap dengan memasang tenda dan rak pajangan sejak sepekan sebelum puasa. "Mulai bukanya hari Ahad kemarin, tapi sekarang siap-siap saja. Sudah banyak yang nanya-nanya sampel," kata Dewi kepada Republika, Senin (30/6).

Dewi yang menjual keranjang, aksesori, serta parcel berisi makanan dan barang pecah belah ini mengatakan, biasanya para pembeli mulai ramai berdatangan pada pertengahan puasa. Jika sedang ramai, ia mengaku bisa membuka kiosnya hingga 24 jam. "Kalau kayak sekarang, buka pukul 08.00 WIB, tutup pukul 10-11 malam," ujarnya.

Meski berjualan di atas trotoar, ia mengklaim sudah mengantongi izin dari kecamatan dan kelurahan. "Ini kita juga dikasih waktunya cuma sebulan di pinggir jalan gini," kata Dewi.

Harga parcel yang dijual Dewi bervariasi. Untuk parcel berisi barang pecah belah, seperti perlengkapan makan, ia mematok harga dari Rp 300 ribu hingga Rp 3 juta. Harga tertinggi ini diberikan kepada parcel yang berisi barang elektronik.

Untuk parcel makanan, Dewi memberikan harga dari Rp 250 ribu hingga Rp 2 juta. Pembuatan parcel makanan sendiri baru akan dilakukan menjelang Lebaran nanti. "Soalnya kalau makanan lebih gampang bikinnya.. Kalau pecah belah lebih susah, jadi harus dari jauh-jauh hari sudah siap," katanya menjelaskan.

Penjual parcel lainnya, Osi (54), sudah mulai membuka kios parcel miliknya sejak Sabtu (28/6). Meski belum mendapatkan pembeli, ia mengaku sudah beberapa orang yang datang untuk bertanya. "Lumayanlah orang yang nanya-nanya. Awal puasa gini, orang kan suka cari sampel-sampel gitu," ujar Osi.

Namun, ia mengaku hanya berjualan parcel selama Ramadhan dan menjelang Natal. Barang yang dijual pun tak jauh berbeda, yakni keranjang, pernak pernik hiasan, serta parcel berisi makanan dan barang pecah belah. Untuk parcel, Osi mengaku baru akan mengerjakan jika sudah ada pembeli. "Kalau parcel, nanti bikinnya tunggu ada yang mesen," kata Osi yang mengaku membayar Rp 750 ribu untuk mengurus izin, biaya listrik, dan pemasangan tenda.rep:c82 ed: karta raharja ucu

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement