Sabtu 28 Jun 2014 15:45 WIB

CSIS Soroti Parpol Islam Pendukung Prabowo

Rep: Gilang Akbar P/ Red: Erik Purnama Putra
Peneliti CSIS Philips J Vermonte.
Foto: Republika/Adhi Wicaksono
Peneliti CSIS Philips J Vermonte.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Peneliti Center for Strategic and International Studies (CSIS) Philips J Vermonte menyatakan, ajang Pemillihan Presiden (Pilpres) kali ini, pemilih tidak akan terlalu memperhatikan komposisi koalisi dari suatu pasangan.

Dia menekankan, Pilpres 2014 yang hanya diikuti dua pasangan membuat rakyat hanya akan membandingkan sosok kedua kontestan sebagai dasar pertimbangan memilih.

 

“Yang beragama Islam belum tentu pilih capres yang dibekingi partai Islam, pilpres ini murni soal penilaian pada individu capres dan cawapres,” katanya dalam sebuah diskusi politik di Kebayoran Baru, Jakarta sabtu (28/6).

 

Philips menyatakan, para timses masing-masing pasangan harus menaikkan elektabilitas capres-cawapresnya dengan giat memoles masing-masing kandidat. Khusus untuk pasangan urut 1 yang diusung oleh semua partai Islam minus PKB, dia mengatakan, citra setiap parpol koalisi sedikitnya akan ikut mempengaruhi.

 

Pengaruh itu, kata dia, soal citra parpol Islam di kubu Prabowo Subianto yang di antaranya tengah tersandung kasus pidana. Seperti paling anyar, Ketua Umum PPP Suryadharma Ali yang dijerat KPK atas kasus korupsi dana haji.

 

Namun Philips berujar, dari sejumlah survei yang CSIS lakukan, efek dari citra parpol pengusung tidak memberikan imbas besar. Pasalnya, rakyat pun sudah mengerti bahwa pelaku kejahatan murni kembali pada perbuatan yang didorong oleh sikap pribadi, bukan lembaga atau organisasi.

 

“Pengaruh ada, tapi pemilih juga sudah paham, ini menjadi pertimbangan bagi kurang lebih 22 persen swing voters yang masih belum menentukan sikapnya,” katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement