Sabtu 28 Jun 2014 12:00 WIB

JK Hindari Panik Survei

Red: operator

TARAKAN — Pasangan ca lon Joko Widodo-Jusuf Kalla (Jokowi-JK) tak ingin terpengaruh dengan hasil survei

yang marak beredar saat ini. Hal itu, untuk menghindari kepanikan di internal tim pemenangan jika ternyata hasil survei tidak sesuai harapan.

“Kami tetap kerja keras. Ka lau berorientasi pada survei, saat hasilnya bagus, nanti kita  malas-malasan. Kalau bu ruk, kita malah panik. Lebih baik maksimalkan saja kerja saat kampanye seka rang ini,” kata calon wakil pre siden nomor urut dua Jusuf Kalla di Tarakan, Kalimantan Utara,

Jumat (27/6).

Jusuf Kalla mengatakan, selama ada hasil survei ia enggan memperhatikan perolehan angka sementara tersebut. Namun, ia tetap mempelajari apa kelemahan dan keunggulan Jokowi-JK untuk memaksi malkan kinerja tim pemenangan ke depan.

Menurut JK, tidak ada lembaga survei yang kredible saat ini. Pasalnya, jumlah penduduk Indonesia sebanyak 190 juta hanya diwakilkan 1.000 orang responden. Apalagi, lanjut dia, sejumlah hasil survei

memaparkan hasil yang berbeda-beda.

Sementara itu, Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) membantah pemberitaan media Australia the Sydney Morning Herald (SMH) yang menyebut SMRC menahan hasil survei lantaran elektabilitas pasangan Jokowi-JK telah terpaut tipis dengan pasangan nomor urut satu Prabo wo Subianto-Hatta Rajasa.

Chief Executive Officer SMRC, Grace Natalie, menjelas kan, SMRC terakhir melaku kan survei capres pada awal Mei 2014, sebelum Jokowi-JK dan Prabowo-Hatta mendaftarkan diri sebagai capres cawapres di KPU. Sampai saat ini, lanjut Grace, SMRC belum melakukan survei lagi. “Jadi bukan karena ditahan,” kata

Grace.

Grace mengatakan, SMRC akan kembali melakukan survei sepekan sebelum hari pencoblosan 9 Juli 2014. “Dalam waktu dekat (survei) untuk me lihat efek kampanye,” ujarnya. Dia juga membantah SMRC memiliki kerja sama finansial dengan kubu Joko wi-JK. “SMRC tidak punya kontrak dengan kubu Jokowi-JK,” kata dia.

Grace juga memastikan SMRC tidak memiliki kerja sama dengan kubu Prabowo-Hatta. Grace menyatakan tidak ada motivasi tertentu di balik survei-survei elektabilitas yang dirilis SMRC. Menurutnya, SMRC hanya ingin keterpilihan kandidat di masyarakat. “Judulnya sur vei elektabilitas berarti ingin mengecek  tingkat kedipilihan kandidat,” ujarnya.

 

Sebelumnya, koreponden SMH di Indonesia Michael Bache lard mengulas pertarungan dua capres Prabowo dan Jokowi dalam artikel berjudul ‘Silence of the polls as Prabowo pulls ahead in Jakarta race’

pada Rabu (25/6).

Dalam tulisannya Bachelard menyebut sejumlah sumber yang dikontak Fairfax Media mengonfirmasi bahwa

tiga lembaga survei kredibel di Indonesia menunjukkan bahwa kini selisih persentase kedua capres terpaut sedikit sekali, bahkan sebuah survei me nunjukkan Prabowo memim pin.

 

Peneliti Lowy Institute, Aa ron Connelly, menuliskan bahwa tiga lembaga survei paling kredibel di Indonesia, CSIS, SMRC, dan Indikator Politik Indonesia, mengakui kedua capres sama kuat. Sumber

SMH mengata kan, tiga lembaga survei tersebut tidak merilis hasil sur vei terkini, karena ketiganya memiliki keterkaitan finansial dan filosofis dengan Jokowi.

Sedangkan, pasangan Prabowo-Hatta menargetkan elek tabilitas 60 persen. “Ini target yang realistis. Tidak muluk-muluk,” kata anggota tim sukses Prabowo-Hatta, Kuntum Khairu Basa.

rep:andi mohammad ikhbal/muhammad akbar wijaya/erdy nasrul ed:mukammad fakhrudin

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement