Jumat 27 Jun 2014 13:50 WIB

Ruhut: Mereka Mana Peduli SBY Hancur

Rep: Muhammad Akbar Wijaya/ Red: Muhammad Hafil
Anggota Komisi III DPR Ruhut Sitompul.
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Anggota Komisi III DPR Ruhut Sitompul.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Juru bicara DPP Partai Demokrat, Ruhut Poltak Sitompul bersikeras membantah menerima teguran dari Ketua Umum Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Ruhut menyatakan informasi dirinya ditegur hanya klaim sepihak dari pengurus DPP Demokrat pendukung Prabowo. "Itu klaim-klaim saja," kata Ruhut saat dihubungi wartawan, Jum'at (27/6).

Ruhut mengatakan para kader Demokrat yang mengatakan dirinya ditegur SBY sedang dilanda kepanikan. Mereka tidak lagi rasional karena mendukung Prabowo. "Sudah pada kalap pendukung Prabowo," ujarnya.

Ruhut mengaku merasa kasihan dengan SBY yang dijadikan polemik berita. Sebab menurutnya SBY bersikap netral di pilpres 2014. "Kita kasihan SBY kalau jadi polemik berita. Apalagi SBY netral," ujarnya.

Ruhut menilai para kader Demokrat pendukung Prabowo tidak peduli dengan nasib SBY. Para kader itu menurutnya justru terus memojokan SBY. "Mereka mana peduli (SBY) hancur," katanya.

Sebelumnya Wakil Ketua Umum Partai Demokrat, Max Sopacua mengatakan SBY telah menegur Ruhut melalui pesan singkat (SMS). Teguran terhadap Ruhut diberikan SBY lantaran tidak terima namanya Ruhut dalam dukungan kepada Jokowi-JK. SBY juga mengirimkan teguran untuk Ruhut kepada Ketua Dewan Kehormatan Demokrat, Amir Syamsuddin sebagai tembusan. Namun Max enggan membocorkan isi rinci SMS teguran SBY. "SBY tidak pernah mendukung kepada anda (Ruhut) mendeklarasikan dukungan ke Jokowi-JK," ujar Max menyimpulkan SMS SBY.

Klaim Ruhut bahwa SBY merestuinya mendukung Jokowi-JK menciptakan persepsi negatif bagi SBY sendiri. Max mengatakan masyarakat bisa saja menangkap kesan SBY bermain di dua kaki dengan mendukung Prabowo di satu sisi dan menempatkan Ruhut di sisi Jokowi. "Seolah-olah SBY menempatkan Ruhut di sana dan kami di Prabowo-Hatta. Saya pikir ini keliru SBY tidak pernah berfikir seperti itu," ujar Max.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement