Selasa 24 Jun 2014 15:00 WIB

Saham Indosat Terkatrol

Red:

JAKARTA -- Pernyataan calon presiden nomor urut dua Joko Widodo (Jokowi) tentang buyback saham PT Indosat Tbk memberikan efek positif terhadap saham emiten berkode ISAT tersebut. Saham perusahaan telekomunikasi yang mayoritas dimiliki Ooredoo Asia Pte Ltd tersebut berada di zona hijau sepanjang perdagangan Senin (23/6).

Pada penutupan perdagangan, saham Indosat mengalami penguatan sebesar 2,43 persen atau 90 poin ke level Rp 3.800. Nilai ini sedikit lebih rendah dibandingkan pada pembukaan perdagangan, yaitu sebesar Rp 3.810.

Kepala Riset Asjaya Indosurya Securities William Surya Wijaya mengatakan, pernyataan Jokowi yang ingin membeli kembali saham Indosat memang memberi sentimen terhadap pergerakan saham ISAT. "Tapi, semua tetap saja kembali lagi kepada kinerja aset Indosat," kata William, di Jakarta, Senin (23/6).

Meskipun harga saham melejit, William melanjutkan, Indosat tentunya perlu memperbaiki kinerjanya ke depan. Jika tidak, investor akan ragu membeli saham Indosat. Apalagi, Jokowi menyatakan akan melakukan pembelian kembali di harga wajarnya.

Berdasarkan laporan keuangan per Maret 2014, Indosat memiliki total utang (liabilitas) senilai Rp 36,997 triliun. Utang itu terdiri atas utang jangka pendek senilai Rp 13,226 triliun dan utang jangka panjang sebesar Rp 23,77 triliun. Laba periode berjalan Indosat per kuartal I 2014 mencapai Rp 831,52 miliar dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang merugi Rp 40,3 miliar. Namun, pendapatan perseroan mengalami penurunan dari Rp 5,788 triliun menjadi Rp 5,773 miliar.

Pada sesi debat ketiga antarcalon presiden Ahad (22/6) malam, Jokowi mengatakan, dia akan membeli kembali saham Indosat apabila terpilih menjadi presiden. Pernyataan tersebut disampaikan sebagai jawaban atas pertanyaan calon presiden Prabowo Subianto mengenai penjualan Indosat pada 2002 silam.

Menurut Jokowi, penjualan saham Indosat ketika masa pemerintahan Presiden Megawati disebabkan buruknya kondisi perekonomian negara. Sehingga, pemerintah terpaksa menjual asetnya. Ketika itu, aset yang paling memungkinkan untuk dijual adalah Indosat.

Menanggapi wacana buyback Indosat, Presiden Direktur Indosat Alexander Rusli mengatakan, jual beli atau akuisisi merupakan keputusan pemegang saham. Tugas direksi hanyalah memberikan shareholder value kepada para pemegang saham, termasuk Pemerintah Indonesia yang kini masih memiliki saham di Indosat. "Jadi, kami sebagai manajemen netral saja," ujar Alex.

Direktur Institut Madani Nusantara Nanat Fatah Natsir menilai, baik pertanyaan Prabowo Subianto mengenai penjualan saham Indosat maupun jawaban Jokowi tentang kemungkinan membeli kembali saham Indosat sama-sama mewakili perasaan rakyat Indonesia.

"Pertanyaan itu sangat bagus dan mewakili perasaan kecewa sebagian besar rakyat Indonesia. Meskipun rakyat paham kondisi ekonomi Indonesia sedang kritis (pada waktu itu), penjualan Indosat membuat sebagian rakyat kecewa," kata Nanat.

Nanat yang juga Presidium Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) melanjutkan, jawaban Jokowi yang akan membeli kembali saham Indosat juga sangat tepat dan menjawab harapan rakyat Indonesia. "Rakyat pasti berharap Indosat bisa dibeli kembali," kata Nanat yang juga mantan rektor UIN Bandung.

Anggota Tim Pemenangan Prabowo-Hatta, Fadli Zon, mengatakan, pertanyaan Prabowo soal penjualan Indosat pada era Megawati Soekarnoputri merupakan upaya mengingatkan agar hal serupa tidak terulang kembali pada pemerintahan mendatang.

Fadli menilai, penjualan Indosat adalah satu tindakan yang tidak nasionalis lantaran Indosat merupakan aset berharga dan strategis milik bangsa. Karena itu, dia menegaskan, apabila Prabowo-Hatta diberikan mandat menjadi presiden dan wakil presiden 2014-2019, keduanya akan menjaga industri-industri strategis milik bangsa untuk memperkuat ketahanan dan memberi kemakmuran kepada rakyat Indonesia.rep:friska yolandha/antara ed: eh ismail

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement