Selasa 24 Jun 2014 15:00 WIB

Revitalisasi Pasar Tradisional

Red:

Pasar tradisional di Indonesia merupakan cermin kemakmuran atau kemelaratan wilayah tertentu. Ia pusat transaksi masyarakat. Perlahan, perannya digeser pasar modern di kota besar. Bagaimana kebijakan pasangan capres-cawapres terkait jantung perekonomian masyarakat? Berikut pemaparannya.

***

Suhardi, tim pemenangan Prabowo-Hatta

Proteksi Produk Dalam Negeri

Prabowo Subianto-Hatta Rajasa menilai, pasar tradisional merupakan identitas bangsa. Ketua Partai Gerindra dan anggota tim pemenangan Prabowo-Hatta, Suhardi, mengatakan, pasangan yang ia usung menekankan fungsi pasar tradisional sebagai tempat pemasaran produk pertanian, perkebunan, peternakan, dari produsen lokal. 

Sebab itu, pasar tradisional tidak dijadikan tempat pemasaran produk luar negeri. "Itu kesalahan besar," kata guru besar Universitas Gadjah Mada (UGM), pekan lalu.

Lebih lanjut, Suhardi menjelaskan, visi misi dan program Prabowo-Hatta, pasar tradisional termasuk lambang atau supremasi ekonomi kerakyatan. Jika diberikan mandat masyarakat dengan memenangi Pemilihan Umum Presiden 9 Juli 2014, Prabowo-Hatta menekankan pentingnya transformasi pasar tradisional menjadi modern. 

"Dan, jika perlu menjadi daerah wisata, sekaligus pemasaran mayoritas produk. Ini perdagangan rasional yang tidak dimiliki perdagangan modern. Dengan pasar tradisional seperti itu, semua pihak puas," ujar Suhardi. Selain pasar tradisional, Suhardi menyinggung peran negara menjaga harga produk lokal. 

Fakta yang mengemuka saat ini, menurutnya, ada rentang harga kebutuhan masyarakat yang lebar di satu pasar dengan yang lainnya. Suhardi mengambil contoh harga kencur di Pasar Pringsewu sebesar Rp 7.000 per kilogram, sedangkan di pasar tradisional Jakarta lebih dari Rp 15 ribu per kg. 

"Ini harus diperbaiki. Jangan sampai produsen lokal menjadi korban. Pemerintah menjaga harga sehingga hasilnya memberi kehidupan layak," kata Suhardi.rep: Muhammad Ikhbal ed: fitriyan zamzami

Langkah Prabowo-Hatta:

-    Sentra produk pertanian dan peternakan

-    Pembatasan produk impor

-    Transformasi menjadi pasar modern

-    Pembatasan rentang harga

-    Pembatasan pasar modern

***

Ferry Mursyidan Baldan, tim pemenangan Jokowi-JK

Batasi Pasar Modern

Juru bicara tim pemenangan capres dan cawapres Joko Widodo (Jokowi)-Jusuf Kalla (JK), Ferry Mursyidan Baldan, mengatakan bahwa pasar tradisional mendapat perhatian pasangan tersebut. Menurutnya, Jokowi mengetahui bahwa pasar tradisional yang becek dan bau merupakan pusat interaksi wong cilik.

"Tentu Jokowi tidak sekadar datang ke pasar tradisional. Jokowi mempunyai konsep memberdayakan rakyat kecil di balik pasar tradisional. Jokowi paham bahwa pasar tradisional diselamatkan dan dimajukan," kata Ferry, pekan lalu.

Ferry menjelaskan, selama 2007-2011 jumlah pasar tradisional menyusut 29 persen, sedangkan pasar modern tumbuh 75 persen. Terlebih, 95 persen pasar tradisional berusia di atas 25 tahun sehingga perlu direvitalisasi. "Pasar tradisional menjadi harapan bagi unit usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) yang jumlah unit usahanya berkontribusi mencapai 99,99 persen, sedangkan unit usaha besar berkontribusi sebesar 0,01 persen," ujar Ferry.

Data tersebut, ia melanjutkan, membuktikan pasar tradisional menjadi pusat perekonomian rakyat dan keberpihakan negara terhadap sirkulasi utama ekonomi kerakyatan rendah. Ia menyatakan, negara memberikan proteksi minim bagi pasar tradisional, tetapi sebaliknya membiarkan dan mengizinkan pasar modern tumbuh pesat. Bahkan, pasar tradisional di banyak tempat perlahan mati digilas pasar modern.

"Jusuf Kalla mengatakan indikator baik atau buruknya perekonomian Indonesia bukan terletak pada pasar modal, melainkan pada sektor riil, yakni di pasar, seperti Pasar Tanah Abang, Pasar Senen, Pasar Kliwon, dan lainnya," katanya. rep: Halimatus Sa’diyah/ antara ed: fitriyan zamzami

Langkah Jokowi-JK:

-    Pembatasan ekspansi pasar modern

-    Perlindungan sirkulasi pasar

-    Peningkatan kebersihan pasar

-    Proteksi produk lokal

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement