Selasa 24 Jun 2014 15:00 WIB

Kebijakan Politik untuk Palestina Disiapkan

Red:

PANDEGLANG -- Pasangan nomor urut dua, Joko Widodo-Jusuf Kalla, berkomitmen mendukung Palestina menjadi negara berdaulat dan merdeka. JK menyiapkan kebijakan luar negeri untuk Palestina.

 

JK berpendapat, permasalahan di negara tersebut penting karena berpengaruh pada kehidupan internasional. "Palestina penting karena bagian yang menimbulkan masalah. Dan persoalan itu kerap menjadi permasalahan internasional," kata JK seusai menghadiri acara di Ponpes Fathul Ma'ani, Pandeglang, Senin (23/6).

Karena itu, pemaparan Jokowi dalam debat Ahad (22/6) sangat tepat. Jokowi-JK membuat langkah strategis kebijakan politik luar negeri Palestina. "Kita buka Kedubes RI di Ramallah, bukan di Yordania," kata JK.

Jokowi menyatakan dukungan Palestina masuk anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dalam debat ketiga dengan tema "Politik Internasional dan ketahanan Nasional" pada Ahad (23/6) malam. Direktur Pusat Kajian Timur Tengah dan Dunia Islam (PKTTDI) Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ) Herry Sucipto mengatakan, dukungan terhadap Palestina menunjukkan keberpihakan Jokowi kepada Islam.

Dukungan Jokowi menjadi amunisi dan energi penting bagi bangsa dan rakyat Palestina melawan penindasan Israel. "Jika persoalan Palestina-Israel diselesaikan dan perdamaian keduanya terwujud, maka konflik di Timur Tengah diselesaikan," kata dia.

 

Jokowi dinilai mengungguli Prabowo mengenai isu Palestina. Dalam debat tersebut, pesaing Jokowi, Prabowo Subianto, tidak mengutarakan permasalah Palestina. Namun, Ketua Tim Pemenangan Nasional Prabowo-Hatta, Mahfud MD, mengatakan, Indonesia mendukung kemerdekaan Palestina.

Bahkan, kata dia, Palestina membuka perwakilannya di Jakarta. "Jadi, itu ndak usah disinggung lagi," kata dia seusai membuka Konsolidasi Nasional Koordinator Saksi di Birawa Hall, Kompleks Bidakara, Senin.

 

Mahfud tidak mau mengomentari apakah pernyataan Jokowi hanya pencitraan untuk mendapat simpati umat Islam menjelang pemungutan suara pada 9 Juli 2014. "Terserah sajalah.  Saya tidak menilai," kata dia.

 

Ketua Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PSK) Hidayat Nur Wahid menyatakan bahwa Prabowo-Hatta memiliki komitmen terhadap Palestina. "Itu sudah menjadi komitmen antara Prabowo dengan PKS dan termasuk dalam butir nota yang ditandatangani pada 16 Mei 2014," kata dia.

 

Duta Besar Palestina untuk Indonesia Fariz N Mehdawi mengaku senang dengan diangkatnya isu Palestina dalam debat capres. Hal itu menunjukkan komitmen Indonesia tidak berubah sejak era Presiden Soekarno.

 

Menurut Fariz, pemerintah dan rakyat Palestina mensyukuri dukungan kuat berbagai elemen di Indonesia selama ini. Dalam konteks bantuan kemanusiaan bagi rakyat Palestina, berbagai pihak di Indonesia senantiasa mengulurkan tangan mereka.

Dia mencontohkan, Partai Gerindra mengusung Prabowo sebagai calon presiden pernah memberikan donasi Rp 500 juta ketika Israel menginvasi Gaza beberapa waktu lalu. "Dukungan dan komitmen Indonesia pada Palestina yang merdeka dan berdaulat itu tidak pernah berubah dan senantiasa kuat sejak era pemerintahan Soekarno, Soeharto, BJ Habibie, Abdurrahman Wahid, Megawati Soekarnoputri, dan Susilo Bambang Yudhoyono," ujar dia.

Fariz berharap Palestina menjadi isu yang menyatukan masyarakat Indonesia. Dia tidak ingin persoalan Palestina menjadi isu kontroversial yang memisahkan orang Indonesia. "Masalah Palestina ini menyangkut isu keadilan," kata dia.

 

Fariz menambahkan, pemerintah dan rakyat Palestina bersikap netral dan menghormati pasangan calon presiden dan wakil presiden yang memenangkan Pilpres 9 Juli 2014. "Pemilihan presiden yang kami harapkan berlangsung aman, jujur, dan adil," kata dia. rep:andi mohammad ikhbal/muhammad iqbal/c92/c57/antara ed: ratna puspita

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement