Selasa 24 Jun 2014 13:52 WIB

siesta- Kenyamanan Pelancong Cilik

Red:

Tidak semua tempat liburan yang disukai orang dewasa juga disukai anak. Begitu juga sebaliknya. Nah, bagaimana caranya menentukan lokasi liburan berikut akomodasinya? Tips berikut ini dapat membuat liburan menyenangkan untuk seluruh anggota keluarga.

***

Tipe Pelancong

Olenka Priyadarsani, traveler yang tinggal di Kuala Lumpur, Malaysia, mengatakan bahwa salah satu hal yang paling penting untuk menyukseskan liburan, yaitu perencanaan yang matang. Kalau anak sudah paham, ia bisa dilibatkan dalam perencanaan ini. "Diskusikan mau pergi ke mana, mau ke gunung atau laut, di dalam negeri atau luar negeri." 

Mengenai destinasi wisata favorit, setiap keluarga tentu memiliki pilihan yang berbeda. Ada yang suka dengan kota besar dan ramai, ada yang memilih ke tempat-tempat yang sepi. Selain berdasarkan minat, daerah tujuan wisata bisa juga ditentukan oleh ketersediaan tiket pesawat yang terjangkau, biaya hidup selama melancong, dan jumlah dana liburan.

Sebelum anak berusia 10 tahun, orang tua akan lebih mudah mengajaknya ke sana-kemari. Asalkan ada tempat luas untuk dieksplorasi, mereka akan mampu menikmati perjalanan wisata keluarga. Akan tetapi, kalau usia anak sudah lebih dari 10 tahun, perlu sedikit kompromi. "Usahakan setiap hari ada agenda yang menyenangkan untuk anak walau hanya untuk dua jam," ujar penulis buku travelogue Kecil-Kecil Keliling Dunia, Lala Amiroeddin.

Sebaliknya, orang tua pun tidak memaksakan diri untuk mengunjungi semua lokasi wisata ketika sedang liburan bersama anak-anak. Buatlah skala prioritas. Tentukan lokasi yang wajib dikunjungi dan yang bisa direlakan untuk tidak dilihat karena mempertimbangkan kondisi anak. Misalnya, ketika berlibur ke Paris, Prancis, tempat wisata yang iconic, seperti Menara Eiffel, tentu lebih diutamakan untuk disambangi ketimbang mengunjungi Pantheon.

Begitupun ketika ke Bali. Walaupun orang tua senang berlama-lama mandi matahari, mungkin setelah dua jam perlu sedikit bergerak untuk berenang dan bermain ombak dengan anak-anak. "Di lain sisi, berlibur dengan anak-anak tidak harus melulu ke theme park, semua tempat bisa dibuat menyenangkan untuk anak dan orang tua. "Yang lebih penting adalah cermat mengatur jadwal dan membuat skala prioritas," kata Lala, pemilik blog skippintroupe.com.

Sisihkan setidaknya satu hari saat berlibur menjadi hari khusus untuk memuaskan anak, entah itu kunjungan ke theme park atau sekadar berenang di kolam hotel sambil makan es krim. Bila anak sudah merasa puas hari ini, esoknya akan lebih mudah mengajak mereka jalan-jalan ke tempat selera orang tuanya.

***

Akomodasi yang Ramah Anak

Setelah mendapat lokasi, saatnya mencari akomodasi yang cocok untuk orang tua dan anak. Menurut Lala, memilih akomodasi saat berlibur dengan anak banyak pertimbangannya. Selalu cek apakah penginapan yang diminati memperbolehkan anak-anak di bawah usia tertentu menginap. Lantas, periksa juga ketentuan jumlah orang yang boleh menginap dalam satu kamar. Cari tahu mengenai lingkungan sekitar hotel juga. Sejumlah penginapan berharga miring bisa jadi berlokasi di daerah red district. "Jangan sampai anak-anak terekspos pemandangan yang tidak cocok untuk usia mereka," kata Lala.

Berikutnya, saatnya menentukan pilihan terbaik dengan mempertimbangkan antara fasilitas yang disediakan dan harga. Bila selisih harganya tidak terlalu jauh, apa salahnya memilih hotel yang sedikit lebih mahal, tetapi memiliki kolam renang atau kids club. Setiap mencari penginapan, selalu baca review yang ditulis untuk kategori keluarga dengan anak-anak.

Lala berpendapat apartemen merupakan pilihan penginapan paling ideal untuk keluarga dengan anak yang masih kecil. Banyak kemudahan yang bisa dinikmati dengan menginap di apartemen sewaan. "Sewa apartemen tidak selalu lebih murah ketimbang hotel, namun kita bisa memasak untuk menghidangkan makanan yang halal dan bergizi untuk anak," ujar Olen.

Tidak semua tempat bisa dikunjungi ketika membawa anak bepergian. Hindarkan anak-anak dari tempat yang kurang baik. Dina Virgianti yang gemar melancong tidak akan membawa anaknya sekadar melewati tempat hiburan malam apalagi menginap di hotel di kawasan seperti itu. "Sebut saja Sinjuku di Tokyo dan Red Light District di Amsterdam," katanya.

Sementara itu, jika ingin lebih dekat dengan alam, orang tua juga dapat menyewa penginapan berupa tenda. Keluarga bisa berkemah di banyak lokasi wisata alam. Belakangan semakin banyak lokasi kemping dengan fasilitas yang sangat bagus dan ramah anak. Di lokasi tersebut biasanya pengunjung juga dapat melakukan aktivitas outdoor semacam flying fox dan outbond.

***

Saat Si Kecil Rewel

Saat merasa tak nyaman, anak akan menunjukkan perasaannya dengan beragam reaksi. Keletihan, hawa sekitar yang ekstrem, perut kosong, aroma yang mengganggu hidung, ataupun rasa sakit bisa mengusik ketenteraman liburan. Bagaimana mengatasinya?

Bila berkaitan dengan cuaca, upayakan untuk berbagi informasi cuaca kepada anak sejak jauh hari sebelum pergi liburan. Sampaikan informasinya semenarik mungkin. Sedangkan bila anak rewel karena capek, pertimbangkan untuk berhenti sejenak agar anak-anak bisa bergerak aktif sedikit. "Jangan paksakan anak mencapai target perjalanan seperti orang dewasa," ujar Lala.

Kalau aroma di lokasi wisata membuat anak-anak terganggu, jadikan kesempatan itu untuk mengajaknya memperlebar ambang toleransinya. Bau dupa atau belerang di kawah, contohnya, bisa menjadi pintu masuk belajar toleransi, menghargai perbedaan, atau bahkan belajar tentang sains. Dengarkan pendapat anak dan selipkan pengetahuan saat membincangkannya. "Traveling adalah cara yang paling menyenangkan untuk mengajarkan anak-anak untuk menghargai perbedaan," kata Lala.

Bagaimana menyiasati jika anak ingin berkemih atau buang air besar? Orang tua yang anaknya hanya bisa melakukan "panggilan alam" di toilet bersih biasanya cenderung takut mengajak anaknya bepergian. Sebaiknya, ajari anak untuk bisa beradaptasi di luar kebiasaan mereka sehari-sehari. "Dengan begitu anak bisa menyesuaikan diri, adaptasi dan regulasi emosi," ujar psikolog anak, Ine Indriani MPsi.

Jika waktu perjalanan panjang, entah naik mobil, kereta, atau pesawat, anak rentan menjadi bosan dan rewel, terutama bila mereka belum terbiasa. Alihkan anak dengan mengeluarkan mainan favoritnya. Mobil-mobilan, buku gambar, buku cerita, atau boneka bisa membuat anak lebih tenang. Jadi, tak perlu panik ketika anak menunjukkan protesnya. Anak dapat merasakan emosi orang tuanya. "Kalau ayah dan ibu tidak nyaman, ia akan menjadi semakin rewel," ujar Olen.

Jangan lalai menjaga kesehatan anak secara ekstra sebelum liburan. Anak yang sedang sakit akan lebih mudah rewel dan menangis. Bila memang tidak terhindarkan, terutama dalam perjalanan panjang menggunakan pesawat, siapkan obat, balsam anak, dan perlengkapan lain yang mungkin dapat meredakan rasa sakit anak. Siapkan banyak makanan ringan, seperti biscuit, karena dalam keadaan sakit, biasanya anak sulit makan berat. Jangan sampai anak kekurangan cairan. Ketika pesawat akan lepas landas, suruh anak mengunyah makanan agar telinganya tidak sakit.

Pengalaman Olen membuktikan bepergian jauh bersama bayi yang masih menyusui pun tidak masalah. Ibu cukup mengenakan pakaian longgar yang gampang dibuka sewaktu-waktu anak ingin menyusu. Ketika anaknya masih mendapatkan makanan pendamping air susu ibu (MPASI), ia membawa bekal bubur dari rumah dan meminta bantuan pramugari untuk menghangatkannya di pesawat.

Liburan tentu saja bermanfaat untuk anak. Selain untuk refreshing dan bersenang-senang, liburan juga bisa untuk menjadi ajang membangun kebersamaan serta mendekatkan orang tua dengan anak. "Banyak pelajaran yang bisa dipetik dari setiap perjalanan wisata," kata Ine.

Liburan bisa menjadi sarana untuk memperluas wawasan anak. Misalnya, saat liburan ke museum, anak bisa mendapatkan pengetahuan mengenai museum berikut isi dan sejarah yang terkandung di dalam suatu benda. Lalu, ketika anak diajak ke pegunungan atau pantai, anak bisa mengenal alam, tumbuhan, dan hawa dilokasi tersebut. "Natural intelegence anak bisa terasah," ujar Ine.rep: Desy Susilawati Ed: reiny dwinanda

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement