Sabtu 21 Jun 2014 22:42 WIB

Ulang Tahun Spesial Fari

Rep: Adi Wicaksono/ Red: Didi Purwadi
Rastafari Horongbala
Foto: Antara/Puspa Perwitasari
Rastafari Horongbala

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejak bergelut di dunia basket pada 1970, tak ada momen yang lebih indah bagi Rastafari Horongbala dari momen akhir pekan lalu. Pelatih Aspac Jakarta itu tercatat sebagai pelatih pertama yang mampu meraih dua gelar National Basketball League (NBL) secara beruntun.

Momen bersejarah pelatih yang akrab disapa Fari itu terjadi ketika Aspac mengalahkan Satria Muda (SM) Britama pada laga grand final NBL 2014. Pada laga yang digelar di GOR UNY, Yogyakarta, itu Aspac unggul 83-67 atas SM Britama.

"Lebih bermakna tahun ini daripada tahun lalu. Sebab, tahun ini kami sempat kalah 0-3 di musim reguler," kata Fari seperti dilansir laman resmi NBL.

Gelar kedua secara beruntun Aspac merupakan kado spesial bagi Fari yang berulang tahun sehari berselang. Pelatih kelahiran 16 Juni 1949 itu mengatakan, tahun ini adalah tahun terhebat sepanjang kariernya.

"Ini juga menjadi kado perkawinan untuk Xaverius Prawiro (21 Juni)," imbuh Fari.

Mantan pelatih Pelita Jaya Energi itu mengaku sempat khawatir dengan performa timnya pada dua kuarter pertama laga. Memasuki paruh kedua, Aspac sempat tertinggal enam poin. Namun, ia senang anak-anak asuhnya bisa bangkit pada kuarter ketiga dan keempat.

Soal permainan, SM Britama sejatinya tak kalah bagus dalam laga tersebut. Dari sisi rebound, misalnya, tim polesan Cokorda Raka Satrya Wibawa itu unggul 38-36. Hanya, SM melakukan banyak kesalahan dengan catatan 23 turnover.

"Melawan tim seperti Aspac, kami tidak boleh melakukan kesalahan sebanyak ini," kata Cokorka.

Andakara Prastawa Dyaksa menjadi bintang kemenangan Aspac dengan sumbangan 28 poin. Ebrahim Enguio Lopez juga tampil gemilang dengan torehan 16 poin. "Ini adalah musim terketat sepanjang sejarah NBL Indonesia," ungkap Komisioner NBL Indonesia, Azrul Ananda.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement