Jumat 20 Jun 2014 12:00 WIB

Berharap Iklim Investasi Pascapilpres Kondusif

Red:

Tak ada yang lebih diinginkan para investor selain membaiknya iklim investasi Indonesia. Terutama, pascapelaksananaan pemilihan presiden di Tanah Air pada 9 Juli mendatang. Hal ini pula yang diharapkan PT Kao Indonesia, perusahaan patungan antara Kao Corporation Jepang dan PT Rodamas.

"Saat ini, Kao mengikuti perkembangan yang terjadi dan kami harap pilpres dapat berjalan aman dan lancar sehingga nantinya iklim investasi semakin kondusif," kata Wakil Presiden dan Direktur Penjualan PT Kao Indonesia Jimmy Agus Liono. Menurut Jimmy, kondisi politik yang stabil dan terus terjaga akan menunjang peningkatan sektor bisnis dan membuat investor meningkatkan investasinya di Indonesia.

Tak mustahil investor yang lain juga akan datang ke Indonesia. Jimmy menambahkan, saat ini Indonesia berada dalam kondisi yang disebut memiliki bonus demografi di mana jumlah sumber daya manusia (SDM) usia kerja melimpah dan kelas menengah yang terus bertumbuh. Bonus demografi ini memungkinkan 20 hingga 30 tahun ke depan, Indonesia masih akan terus berkembang.

Senada dengan pernyataan tersebut, Presiden dan CEO Kao Corporation Jepang Michitaka Sawada mengatakan, Indonesia merupakan pasar yang potensial di kawasan Asia. Pangsa pasar Kao Corporation di dunia saat ini mencapai 70 persen, di mana pasar Indonesia menyumbang 20 persen yang menjadikannya wilayah yang penting bagi perkembangan bisnis perusahaan.

Ketua Umum Himpunan Kawasan Industri Indonesia (HKI) Sanny Iskandar mengatakan, pelaksanaan Pemilihan Umum 2014 memang sedikit memengaruhi investasi di Indonesia. Investasi mengalami perlambatan dari tahun sebelumnya.

Hal ini tampak dari rendahnya penjualan lahan industri. Tahun lalu, penjualan mencapai 650 hektare lahan yang menjadi kawasan industri. Namun, pada semester pertama 2014, baru sekitar 60 hektare lahan di Jabodetabek yang terintegrasi menjadi kawasan industri. Para investor asing masih menunggu kebijakan yang akan dibawa pemerintahan baru.

Wakil Sekretaris Jenderal Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Franky Sibarani mengatakan, para pelaku ekonomi, baik di dalam maupun luar negeri, sudah memiliki bayangan bagi presiden yang nantinya akan menjabat. "Calon saat ini sudah menjadi bahan pertimbangan para investor," paparnya.

Menurutnya, pada pemilu kali ini Indonesia akan mengalami pergantian presiden, tak ada lagi periode berkelanjutan bagi presiden sebelumnya. Tak aneh bila pilpres nanti berimbas pada laju ekonomi Indonesia.

Ketua Umum Dewan Pembina Nasional (DPN) Apindo Sofjan Wanandi mengatakan, tahun ini para investor menunda investasi mereka hingga pilpres selesai. Para investor khawatir kondisi politik mengganggu kegiatan bisnis mereka. "Kalaupun investor sudah meminta izin, tetap saja investasinya tidak dilakukan sekarang," ucapnya.

Namun, untuk investasi yang telah disetujui satu atau dua tahun lalu, akan terus berjalan. Investor yang paling banyak keluar menurutnya berasal dari pasar modal dengan dana hingga ratusan juta dolar AS dalam beberapa pekan terakhir. Tidak hanya penanaman modal asing (PMA), bahkan penanaman modal dalam negeri (PMDN) pun akan menurun. Beberapa sektor investasi yang sempat menjadi primadona seperti semen dan kendaraan bermotor pun terpuruk. 

rep:nora azizah ed: fitria andayani

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement