Kamis 19 Jun 2014 13:02 WIB
Ekonomi Syariah

Capres Harus Paham Potensi Industri Syariah

 Balon-balon gas mewarnai acara peluncuran Gerakan Ekonomi Syariah (GRES!) di Lapangan Silang Monas, Jakarta, Ahad (17/11).  (Republika/Aditya Pradana Putra)
Balon-balon gas mewarnai acara peluncuran Gerakan Ekonomi Syariah (GRES!) di Lapangan Silang Monas, Jakarta, Ahad (17/11). (Republika/Aditya Pradana Putra)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gaya hidup Islami, termasuk ekonomi syariah diyakini akan menjadi trend di masa mendatang. Salah satu sektor yang menjadi lokomotif gaya hidup insani untuk saat ini adalah perbankan syariah.

Hanya saja, pelaku industri syariah menilai pemerintah saat ini tak terlalu maksimal mendorong pertumbuhan. Oleh karena itu, Asosiasi Bank Syariah Indonesia (Asbisindo) meminta pemerintah mendatang lebih sigap melihat dan memanfaatkan keunikan perbankan Islami ini.

Sekretaris Jenderal (Sekjen) Asbisindo, Achmad K Permana, berharap presiden mendatang memberi dukungan maksimal kepada industri keuangan syariah. Industri keuangan syariah di Indonesia memiliki potensi yang sangat besar di Indonesia.

Hanya saja potensi dan keunikan industri keuangan syariah membutuhkan keberpihakan yang lebih agar perbankan syariah tumbuh pesat. Di saat yang sama, hal ini juga menjadi pekerjaan rumah industri untuk memberikan pengetahuan mengenai uniqueness syariah. ''Sekarang agak lucu karena negara dengan potensi lebih sedikit malah memberi ruang lebih luas,''kata dia kepada Republika di Jakarta, Selasa (17/6). Ia mencontohkan seperti Malaysia dan beberapa negara Teluk.

Meski tak memiliki potensi besar seperti Indonesia, negara tersebut memberikan ruang bahkan insentif untuk tumbuh kembangnya industri keuangan syariah. Sehingga, negara tersebut banyak mendapat limpahan dana dari berbagai negara.

Baik dalam penerbitan sukuk, pembiayaan syariah maupun tempat tumbuh kembang lembaga keuangan Islami lainnya. Sementara di Indonesia, tutur dia, belum terlihat dukungan nyata dan serius seperti di negara-negara tersebut. Misalnya insentif dalam hal perpajakan, berdasarkan keunikan produk syariah seperti deposito syariah. Deposito syariah memiliki sistem bagi hasil sehingga mirip dengan saham. Hanya saja, deposito syariah diperlakukan sama dengan konvensional dengan pajak mencapai 20 persen. Padahal jika diberikan insentif berupa pajak yang sama dengan saham, deposito syariah bisa lebih baik.

Sebelumnya, Ketua I Ikatan Ahli Ekonomi Islam Indonesia (IAEI) Agustianto mengharapkan pemerintah yang akan datang mendukung ekonomi syariah. Minimal, meningkatkan political will atau menyokong pertumbuhan industri keuangan syariah. Political will dibutuhkan agar ekonomi syariah tumbuh maksimal di bumi nusantara ini.

Sebab, ekonomi syariah diklaim dapat membawa stabilitas keuangan dalam negeri. Karena dasar dari ekonomi syariah adalah menyeimbangkan sektor riil dan moneter. Ekonomi syariah juga diyakini mewujudkan pemerataan pembangunan ekonomi. Faktornya karena ekonomi syariah bisa menghilangkan kesenjangan besar antara masyarakat berpenghasilan rendah dan orang kaya.

Apalagi, ekonomi syariah sejak lama berkembang di wilayah perdesaan melalui konsep Baitul Mal Wa Tamwil (BMT). Sayangnya, dalam debat calon presiden terkait ekonomi, Ahad (15/6), sama sekali tak ada yang menyebut inklusi finansial.  Padahal, ekonomi syariah bisa menjadi lokomotif dalam inklusi finansial di Indonesia. ''Pemerintah bisa mewujudkan dalam kebijakan satu daerah minimal satu BPRS,'' tutur dia kepada Republika.

Sekjen Masyarakat Ekonomi Syariah (MES), Muhammad Syakir Sula mengkritik pengembangan ekonomi syariah belum dimasukkan dari program kerja kedua pasangan capres-cawapres. Padahal, jika melihat tren global, banyak negara memberikan ruang seluas-luasnya bagi ekonomi syariah. Tak heran, banyak negara non-Muslim yang ingin menjadi hub ekonomi syariah.

Tim sukses calon presiden Prabowo-Hatta, Drajad Wibowo, mengaku pasangan capres-cawapres ini akan memprioritaskan ekonomi syariah. Bahkan, berjanji menjadikan Indonesia sebagai pusat keuangan dan perbankan syariah.

Ia mengatakan, ekonomi syariah menjadi prioritas meski tak disebutkan dalam sektoral. Ekonomi syariah masuk dalam berbagai program pengembangan ekonomi. Termasuk juga industri kreatif syariah, seperti media, fashion, dan UKM. “Kami tawarkan revolusi kecil syariah di Indonesia,” tutur wakil ketua umum PAN ini.

Sedangkan, tim sukses calon presiden Jokowi-JK, Arif Budimanta, meyakini ekonomi syariah memberikan keadilan bagi masyarakat. Ekonomi syariah, menurut dia, memberikan jalan yang lapang bagi dunia usaha untuk mendapat akses pembiayaan. Melalui perbankan syariah, lembaga keuangan syariah, bahkan BMT, pelaku usaha kecil mendapat perlakuan yang lebih adil. n ichsan emrald alamsyah ed: zaky al hamzah

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement