Selasa 17 Jun 2014 12:00 WIB

jalan-jalan- Jaffna Nan Damai

Red:

Sri Lanka menjadi daerah tujuan wisata populer bagi pelancong asal Asia Timur, Amerika, dan Eropa. Tapi, belum menjadi daya tarik bagi pelancong asal Indonesia. Ini yang membuat saya penasaran pada negeri ini. Selain satu yang dikenal dari  Sri Lanka adalah tehnya yang termasyhur di seluruh dunia sebagai teh premium.

Jaffna yang berbenah

Sri Lanka menawarkan keindahan dan keramahan yang luar biasa, salah satu daerah yang layak dikunungi adalah Jaffna, provinsi paling utara di Sri Lanka yang menyimpan banyak keindahan yang belum terjamah oleh pelancong. Sempat terisolasi karena perang saudara yang berkecamuk selama hampir 30 tahun, kini pelancong bisa menikmati keindahan kawasan Semenanjung Jaffna.

Kota yang sempat menjadi kediaman pemberontak LTTE atau yang dikenal dengan Macan Tamil ini menjadi kawasan dengan pertumbuhan paling pesat di Sri Lanka. Namun, setelah pemberontak ini ditumpas oleh pasukan pemerintah sejak 2006, Jaffna kini menjadi daerah yang sangat ramah terhadapat pelancong yang belum banyak diketahui orang. Dengan penduduk tidak lebih dari 100 ribu orang, Kota Jaffna sangat sibuk berbenah dan berkembang.

Sesampai di Kolombo, ibu kota Sri Lanka, kita bisa menuju Jaffna dengan menggunakan bus atau kereta (sedang dalam kontruksi). Biaya hidup yang Murah di Sri Lanka menjadi daya tarik tersendiri. Dengan biaya 1000 LRK (Rp 92ribu), kita bisa mendapatkan bus eksekutif ber-AC dan menikmati perjalanan hampir 10 jam.

Saya sarankan untuk mengambil bus malam. Untuk pelancong berkantong tipis, bisa menggunakan bus lokal yang tidak ber-AC dengan waktu tempuh dua jam lebih lama dengan harga yang jauh lebih murah, 530 LRK (Rp 50 ribu) dan bisa menikmati kehidupan bersama warga lokal. Dan, jika kita berangkat dari kawasan lain di Sri Lanka, bus tersedia dari berbagai kota di Sri Lanka tengah pusat turis, seperti Anuradhapura, Kandy, ataupun Trincomalee.

Elephant Pass

Semenanjung Jaffna adalah kawasan rendah, hampir sama dengan permukaan air laut. Selama perjalanan kita akan disuguhkan pemandangan yang luar biasa. Lebih dari setengah perjalanan kita akan disuguhkan hijaunya Sri Lanka, tetapi sesaat menuju kawasan Jaffna, pemandangan akan berubah 180 derajat dengan jalanan yang seperti menyusuri laut di kanan-kiri jalan. Salah satunya yang menjadi primadona adalah Elephant Pass. Jalan sempit menghubungan Jaffna dengan kawasan Sri Lanka ini sempat menjadi daerah tertutup karena sempat hancur karena perang saudara. Ia menjadi saksi pertempuran dan meninggalnya banyak korban. Bus akan berhenti untuk pengecekan pihak keamanan, dan pihak keamanan tidak akan masuk ke dalam bus.

Jaffna, tanah Tamil Sri Lanka

Jaffna dan kawasan Sri Lanka utara berbeda dengan Sri Lanka pada umumnya yang didominasi oleh etnis Sinhala. Lebih dari 90 persen penduduk Jaffna adalah etnis Tamil (yang sama dengan kawasan India selatan). Bahasa mereka adalah bahasa Tamil yang juga merupakan bahasa nasional di samping bahasa Sinhala. Penduduknya juga memeluk agama Hindu, berbeda dengan mayoritas Sri Lanka yang memeluk agama Buddha.

Sangat jelas sekali perbedaan Jaffna dengan kawasan Sri Lanka meskipun hanya dipisahkan oleh selat dengan India selatan. Penduduk Tamil yang secara fisik lebih gelap dibanding orang Sinhala juga sangat ramah terhadap pelancong. Keramahan mereka yang keterlaluan sampai, khususnya untuk orang Indonesia, merasa tidak enak.

Sisa perang saudara

Selama hampir 30 tahun dilanda konflik berdarah, kita masih bisa melihat bekas kekejaman kelompok pemberontak macan Tamil. Banyak bangunan di Kota Jaffna yang masih dibiarkan dengan sisa-sisa lubang hasil peluru-peluru yang menjadi saksi bisu ketegangan di kota ini. Selain itu beberapa baliho yang menuliskan slogan antiperang yang bertebaran di seluruh penjuru kota.

***

Kuliner yang Kaya Rempah-Rempah

Hal yang tidak boleh dilewatkan di Jaffna adalah pencarian makanan. Dengan mayoritas Tamil, makanan di Jaffna lebih pedas dibanding dengan makanan Sri Lanka umumnya, tetapi lebih manis dibanding makanan India Selatan. Nasi menjadi bagian terpenting dalam kehidupan warga Jaffna, di samping itu Daal, lentil berwarna kuning umumnya.

Selain itu, roti menjadi pengganti nasi dengan kari yang khas dengan rempah-rempahnya. Jaffna dengan mayoritas pemeluk agama Hindu, kebanyakan makanan di Jaffna tidak mengandung daging atau vegetarian, tetapi kita bisa menggunakan telur dan ikan yang cukup terkenal juga di sini. Ayam juga bisa diperoleh tetapi cukup susah. Untuk daging sapi disajikan di restoran di hotel berbintang. Cukup dengan merogoh kocek 150-200 LRK (Rp 15 ribu - Rp 20 ribu) kita akan mendapatkan santapan yang luar biasa disertai dengan chai atau teh susu khas Sri Lanka yang akan menggoda selera.

***

Nallur Kondaswami Kovil

Nallur Kondaswami Kovil adalah kuil Hindu dengan arsitektur Dravida. Kuil ini  dibangun sejak abad ke-16 merupakan kuil paling suci bagi umat Hindu di Sri Lanka. Bangunan yang cukup luas dengan bercorakkan emas di kuil ini menambah kesan mewah. Pengunjung diharuskan melepas alas kaki sejak masuk dari gerbang dan harus berkaki telanjang ria di pasir putih di luar kuil. Kita tdak ditarik biaya untuk masuk ke dalam kuil ini. Kita akan bisa menyaksikan prosesi sembahyang di kuil ini pada pukul 05.00 pagi, 10.00 pagi, 04.00 sore, 05.00 sore, dan 06.45 sore.

Setelah persembahyangan, kuil ini tertutup untuk umum. Yang menarik dari kuil ini adalah lelaki diharuskan bertelanjang dada untuk bisa masuk ke kuil ini untuk menghormati dewa. Selain itu, di dalam kuil dilarang mengambil gambar. Pagi dan sore adalah waktu yang paling ramai di kuil. Berjarak sekitar satu kilometer dari pusat kota, bisa ditempuh menggunakan tuktuk atau bajaj dengan biaya tidak lebih dari 40 LRK (Rp 4 ribu).

***

Pantai Casuarina

Jaffna adalah rumah bagi pulau-pulau di Sri Lanka. Dan, pulau-pulau ini sebagian besar didiami oleh angkatan laut Sri Lanka. Walaupun begitu, pulau-pulau ini menawarkan keindahan yang luar biasa. Salah satu yang paling populer adalah Pantai Casuarina di Karainagar, sekitar 20 km dari pusat Kota Jaffna.

Kita bisa menuju tempat ini dengan menggunakan bus selama 1 jam dengan biaya hanya 20 LRK (Rp 2 ribu) saja, dan selama perjalanan kita akan menikmati keasrian tanah tamil di Sri Lanka dan akan melewati jalanan di atas laut yang memisahkan kawasan ini dengan daratan utama. Pantai yang menjadi base camp militer laut Sri Lanka ini merupakan pantai terindah di Sri Lanka utara. Kita bisa menikmati pasir putih di pantai yang lebut dan tidak tercemar serta deburan ombak kecil. Banyak warga lokal menuju ke sini untuk berenang di tepian.

Namun, fasilitas yang diwarkan di daerah ini belum terlalu banyak karena hanya ada dua restoran serta dua kompleks tempat pembilasan. Pantai ini juga terdapat tim pengaman yang sewaktu-waktu dibutuhkan. Dan, harap berhati-hati karena kita bakal menjadi satu-satunya orang asing yang kesana serta menjadi pusat perhatian.

***

Point Pedro

Point Pedro, warga setempat menyebutnya dengan Paruthithurai, merupakan titik paling utara di Sri Lanka. Sekitar 2,5 jam perjalanan dengan bus dengan biaya 60 LRK (Rp 6 ribu) dari kota Jaffna, kita bisa menikmati daerah ini. Waktu terbaik mengunjungi kawasan ini adalah menjelang matahari terbenam, dengan syarat harus bergegas pulang. Sebab, bus terakhir menuju Jaffna adalah pukul 6.30 sore.

Point Pedro merupakan kawasan nelayan. Di tempat ini kita akan disuguhi kehidupan nelayan di Sri Lanka. Daerah ini juga memiliki beberapa gereja Katolik yang menunjukkan bahwa daerah ini mewarisi pengaruh dari bangsa Portugis. Nama Pedro ini diambil dari bahasa Portugis.

Untuk pelancong asing harap berhati-hati. Sebab, orang asing akan menjadi pusat perhatian di daerah ini. Maklumlah, jarang sekali pelancong asing yang datang ke sini. Namun, warga setempat sangat ramah dan membantu sekali. 

***

Naik Apa dan Habis Berapa?

Penerbangan langsung dari Jakarta dan Medan ditempuh lebih dari empat jam dengan menggunakan Mihinlanka. Biaya yang dikeluarkan berkisar antara Rp 4 juta - Rp 8 juta  pulang pergi. Bisa juga menggunakan layanan pesawat bertarif rendah dari Air Asia dengan melakukan transit di Kuala Lumpur yang saat promo kita akan mendapatkan harga Rp 1,5 juta - Rp 2,5 juta pulang-pergi.

Orang Indonesia perlu mendapatkan visa untuk masuk ke Sri Lanka dan ini sangat mudah sekali diperoleh karena Pemerintah Sri Lanka menerapkan sistem online untuk pelamaran visa dan cukup memasukkan data-data pribadi dan pembayaran senilai 30 dolar AS (sekitar Rp 360 ribu) visa kita akan disetujui dalam waktu kurang dari 24 jam setelah pembayaran. Dan, visa ini adalah double entry sampai enam bulan setelah pendaftaran. Bagi yang tidak memiliki kartu kredit, bisa langsung ke Kedutaan Sri Lanka dengan membawa berkas-berkas yang tidak ribet dan biaya senilai Rp 420 ribu.

Di Jaffna banyak sekali penginapan murah. Rata-rata dengan membayar 1.200 LRK (Rp 120 ribu) kita akan mendapatkan kamar double bed lengkap dengan kamar mandi dalam dan kipas angin. Bagi Anda berkantong tebal, tidak salahnya mencoba City Hotel Jaffna yang merupakan hotel termahal di Kota Jaffna dengan harga Rp 800 ribu.

Keramahan Warga Jaffna terhadap orang asing akan semakin membuat pelancong ingin kembali lagi ke kota ini. Selain itu, biaya yang dikeluarkan di sini sangat murah dibanding Kolombo atau kawasan wisata lainnya. Jaffna juga merupakan tempat aman dengan kriminalitas yang rendah. Hanya sekitar empat jam dari Jaffna, kita bisa menuju ke kawasan wisata populer, Kota Tua Annuradhapura.

***

Tips

* Jaffna adalah tujuan pelancong alternatif bagi pengunjung Sri Lanka yang ingin menikmati kedamaian dan jauh dari hiruk pikuk kawasan wisata di Sri Lanka yang dipenuhi oleh pelancong asing. Dengan kondisi yang asri dan jauh dari hiruk pikuk ini, Jaffna akan memberikan kesan yang lebih.

* Jaffna merupakan pusat kebudayaan Tamil Sri Lanka yang berbeda dengan kaum mayoritas Sinhala. Perang saudara yang sudah berakhir menjadi babak baru untuk Jaffna dan kita masih bisa melihat saksi bisu kejadian ini.

* Jangan lupa untuk bergaul dengan masyarakat lokal yang sangat ramah.

* Jangan lewatkan bermain kriket dengan warga lokal yang akan dengan setia dan sabar mengajari Anda bermain kriket dengan canda dan tawa.

Oleh Suko Adi Prastiyo

Mahasiswa Teknik Universitas Indonesia hobi backpacker

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement