Selasa 17 Jun 2014 12:00 WIB

Pakistan Gelar Operasi Penuh

Red:

MIRANSHAH — Militer Pakistan secara resmi mengumumkan operasi militer skala penuh menghadapi para milisi di Waziristan Utara, Ahad (15/6). Operasi yang diberi nama Zarb-e-Azb ditujukan untuk menghabisi pemberontak lokal dan asing yang bersembunyi di kawasan perbukitan tersebut.

"Berdasarkan arahan dari pemerintah, militer Pakistan telah meluncurkan operasi menyeluruh melawan teroris lokal dan asing," ujar juru bicara militer Pakistan Asim Saleem Bajwa, Ahad.  

Dalam operasi itu, otoritas Pakistan menyiagakan pasukan, artileri, helikopter, dan pesawat tempur. Menurut sumber militer Reuters, hingga kini pasukan darat belum diterjunkan secara langsung. Namun, jumlah tentara yang telah ditempatkan di Waziristan Utara mencapai 80 ribu personel.

Sehari setelah diumumkan operasi tersebut, Pakistan melanjutkan serangan udara di Waziristan Utara, Senin (16/6). Sedikitnya 21 anggota kelompok militan dilaporkan tewas. Serangan difokuskan ke basis militan di daerah Shawal. 

Wilayah Waziristan Utara yang berbatasan dengan Afghanistan, dikenal menjadi basis kelompok Taliban dan militan Uzbek, digempur. Keduanya mengaku bertanggung jawab atas serangan di Bandara Internasional Jinnah Karachi yang menewaskan 39 orang, pekan lalu. Militer menyatakan operasi ini merupakan balasan atas serangan di Karachi.

Sebetulnya, ini bukan pertama kali militer Pakistan melancarkan serangan udara terkait insiden tersebut. Pada Ahad (15/6) dini hari, jet tempur F-16 Pakistan telah terlebih dulu menggempur delapan titik persembunyian pemberontak.

Pakistan Tribune melaporkan, lebih dari 150 milisi tewas. Termasuk, terduga dalang serangan di Bandara Karachi yang juga pemimpin kelompok militan Uzbek, Abu Abdul Rehman al-Maani. Aljazirah menyebut korban tewas lebih dari 50 orang. 

Memanasnya situasi saat ini kian memupuskan kesepakatan damai antara Taliban dan pemerintah yang sempat digagas. Pascaserangan tersebut, banyak pihak yang menekan Pemerintah Pakistan untuk menggelar operasi militer.

Amerika Serikat diketahui menjadi pihak yang terus menekan Pemerintah Pakistan untuk mengadakan operasi militer secara besar-besaran. Pekan lalu, AS dilaporkan melancarkan serangan pesawat tanpa awak (drone) pertama dalam enam bulan terakhir.

Kementerian Pertahanan Pakistan menyatakan, operasi militer terpaksa dilakukan karena upaya perundingan berulang kali gagal. Operasi militer, menurut Kementerian Pertahanan Pakistan, juga akan diteruskan hingga kelompok pemberontak menyerah. "Perbatasan Pakistan dan Afghanistan telah ditutup untuk menjaga para pemberontak melarikan diri ke negara tetangga," ujar seorang pejabat militer pada Reuters, Senin (16/6).

Pemerintah Pakistan khawatir kelompok pemberontak mencoba melarikan diri melalui perbatasan bersama dengan warga sipil. Pejabat senior Kementerian Luar Negeri Pakistan juga telah meminta bantuan dari Afghanistan untuk menutup perbatasan. Afghanistan dilaporkan telah setuju atas permintaan itu.

rep:c66/reuters ed: teguh firmansyah

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement