Selasa 17 Jun 2014 12:00 WIB

Kemampuan Baca Anak Indonesia Cukup Baik di Asia

Red:

JAKARTA -- Berdasarkan survei kemampuan membaca kelas awal atau early grade reading assesment (EGRA), ditemukan 48 persen siswa Indonesia kelas awal (kelas dua SD) mampu membaca secara fasih dengan pemahaman. Hal itu diungkap project management specialist United States Agency for International Development (USAID) Ester Manurung. Menurutnya, survei dilakukan terhadap 4.800 murid kelas dua SD di 400 SD dan madrasah ibtidaiyah (MI) di seluruh Indonesia.

Survei yang sama, kata Ester, juga dilakukan di 60 negara lainnya di Asia, seperti Filipina dan Nepal, juga di Afrika seperti Mali. ''Indonesia masih termasuk memiliki kemampuan membaca yang baik di Asia,'' ujarnya, di Jakarta, Senin, (16/6).

Secara umum, kata Ester, anak-anak di kelas awal sudah bisa membaca. Hanya 5,9 persen yang tidak bisa membaca. Hal ini menunjukkan Indonesia jauh lebih baik daripada Mali untuk kemampuan membaca.

Direktur Pembinaan SD Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Ibrahim Bafadal mengatakan, Kemendikbud bersama USAID menggelar survei tersebut di wilayah I meliputi Sumatra dan pulau-pulau sekitarnya; wilayah II meliputi Jawa, Bali, dan sekitarnya; wilayah III meliputi Kalimantan, Sulawesi, dan pulau sekitarnya; wilayah empat meliputi Maluku, NTT, NTB, Papua, dan sekitarnya.

Survei ini, kata Ibrahim, untuk mengetahui bagaimana kemampuan membaca anak-anak kelas dua SD secara nasional. ''Hasil survei akan dilakukan sebagai evaluasi kemampuan membaca anak-anak di Kemendikbud dan Kemenag,'' ujarnya.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Dari seluruh anak-anak yang disurvei, terang Ibrahim, menunjukkan kemampuan membaca relatif tinggi sebanyak 48 persen. Sedangkan 40 persen lagi, kata Ibrahim, bisa membaca, tapi tidak terlalu lancar. Sedangkan, yang tidak bisa membaca sebanyak 5,9 persen. Anak-anak yang tidak bisa membaca kebanyakan berasal dari wilayah empat.

Memang, kata Ibrahim, anak-anak wilayah empat ini membutuhkan perhatian khusus dan pendekatan sistemik. ''Banyak faktor yang memengaruhi mereka susah membaca. Misalnya, dari sisi ketenagaan gurunya bagaimana mengajarnya, pendekatan pembelajaran yang dilakukan seperti apa,'' ujarnya.

rep:dyah ratna meta novia/antara ed: andi nur aminah

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement