Senin 16 Jun 2014 14:52 WIB

Sekolah Lanjutan Banyak yang Belum Punya Gudep

Rep: Andi Nur Aminah/ Red: Maman Sudiaman
Anggota Pramuka menggelar api unggun
Foto: Ani Nur Aminah/Republika
Anggota Pramuka menggelar api unggun

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -– Diam-diam, masih banyak sekolah lanjutan baik tingkat SMP, SMA atau SMK yang belum memikili gugus depan (gudep). Padahal kegiatan kepramukaan sudah diputuskan untuk menjadi ekstrakurikuler wajib di semua lembaga pendidikan.

Kepala Kwartir Ranting (Kakwarran) Cilandak, Joko Turanto mengatakan, untuk pangkalan gudep Cilandak saat ini tercatat ada 85 gudep. Jumlah tersebut berasal dari semua tingkatan mulai SD/MI, SMP/MTs, SMA/SMK/MA, termasuk juga kalangan perguruan tinggi dan sanggar kegiatan belajar (SKB).

Joko mengatakan, untuk tingkat  SD sederajat, umumnya memang sudah mempunyai gudep. ‘’Yang belum terbentuk seluruhnya kebanyakan sekolah lanjutan, baik SMP maupun SMP. Kalau SD semuanya sudah ada,’’ ujar Joko di sela acara Unggun Api Persami Persahabatan di SDN Cilandak 19 Pagi, akhir pekan lalu.

Untuk tingkat SMP/MTs, menurut Joko, sudah ada 17 gudep yang terbentuk. Sembilan di antaranya cukup aktif, dua mulai bangkit sedangkan enam lagi dalam kondisi tidur. Sementara gudep SMA ada delapan,  tiga yang aktif dan lima tidur. Masih ada lima sekolah lainnya yang belum mempunyai gudep.

Dia berharap, dengan diwajibkannya kegiatan ekstrakurikuler pramuka di sekolah, membuat sekolah yang belum memiliki gudep segera merealisasikannya. Sebetulnya, kata Joko, para guru sangat antusias untuk membentuk gudep. Hal itu terlihat saat pembekalan terhadap guru-guru untuk latihan kepramukaan yang dilaksanakan beberapa waktu lalu untuk wilayah Cilandak.

‘’Mereka banyak yang tidak tahu bagaimana membangun sebuah gudep,’’ ujarnya.

Joko menjelaskan untuk mendukung diwajibkannya ekstrakurikuler pramuka, saat ini yang sedang dilakukan adalah menerapkan sistem blok. Lewat sistem ini semua kelas awal di tingkat satuan pendidikan diwajibakan ikut pramuka. ‘’Sistem ini mewajibkan semua siswa yang baru masuk, yakni anak kelas satu, wajib ikut pramuka,’’ jelas Joko.

Selain itu juga sistem yang sifatnya simbiosis mutualistis dimana kegiatan memadukan metode kepramukaan dalam kegiatan pembelajaran. Joko mengatakan, peran guru sangat dituntut untuk aktif membina siswa. Karena salah satu tupoksi guru adalah melaksanakan pembinaan kurikuler.

Dengan diwajibkannya pramuka sebagai kegiatan kurikuler maka guru harus ikut menjadi pembina pramuka di sekolahnya masing-masing. Joko berasumsi, di tingkat SMP dan SMA masih banyak guru membatasi diri untuk aktif dalam kegiatan kepramukaan. Contohnya, guru matematika mungkin hanya ingin mengajar matematika dan mundur teratur dalam kegiatan kepramukaan.

Dapat mengunjungi Baitullah merupakan sebuah kebahagiaan bagi setiap Umat Muslim. Dalam satu tahun terakhir, berapa kali Sobat Republika melaksanakan Umroh?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement