Ahad 15 Jun 2014 18:41 WIB

Antisipasi Krisis Energi Dinilai Tugas Besar Capres Baru

Rep: aldian wahyu ramadhan/ Red: Muhammad Hafil
Energi panas bumi. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejumlah tugas besar menumpuk untuk segera diselesaikan pemimpin Indonesia selanjutnya. Prioritas utamanya, Indonesia bisa mengantisipasi ancaman krisis energi.

Direktur Eksekutif Iress Marwan Batubara mengatakan, presiden periode 2014-2019 harus memiliki langkah kongkret menyelamatkan Indonesia dari ancaman defisit energi. ''Sekarang sudah tampak pada anggaran, neraca perdagangan mengalami defisit karena impor minyak,'' kata dia kepada Republika, Ahad (15/6) sore.

Menurut Marwan, kebutuhan energi kian lama akan semakin meningkat. Namun, peningkatan itu tidak diimbangi dengan produksi lifting minyak yang semakin merosot.

Dia menerangkan, Calon Presiden dan Wakil Presiden Prabowo Subianto dan Hatta Rajasa memiliki rencana untuk memperbanyak konsumsi bahan bakar nabati. Sedangkan Capres dan Cawapres lainnya Joko Widodo dan Jusuf Kalla memiliki rencana menyesuaikan harga bahan bakar minyak (BBM) subsidi.

Kedua rencana itu, kata Marwan, sebenarnya sama-sama bagus. Akan tetapi, capres dan cawapres harus serius menangani masalah defisit energi sekaligus subsidi BBM yang sudah sangat krusial.

Rencana meningkatkan konsumsi energi terbarukan, ujar dia, para penggiat dan petani sumber energi tersebut harus diberikan modal atau subsidi agar prosesnya semakin cepat dan jelas.

Lalu,lanjut dia, kenaikan harga BBM subsidi harus diikuti dengan peralihan subsidi kepada masyarakat. Semisal, bantuan langsung tunai dan modal usaha.

Menurut Marwan, konversi BBM ke bahan bakar gas (BBG) harus serius dijalankan. Infrastruktur dan hal-hal terkait harus segera dirampungkan. Alhasil, tidak hanya wacana.

Dalam pengembangan energi alternatif atau energi baru terbarukan, para penggiat di bidang itu harus dibantu oleh pemerintah. Tujuannya, agar semakin banyak yang tertarik untuk mengembangkan energi baru terbarukan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement