Kamis 12 Jun 2014 15:30 WIB

Pemda Razia Gepeng dan PMKS

Red:

BALAI KOTA -- Ramadhan akan tiba dalam beberapa pekan. Sejumlah pemerintah daerah di kawasan Jakarta, Bogor, Bekasi, dan Tangerang menggelar operasi penertiban para penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS). Di Bulan Ramadhan, biasanya para PMKS ini jumlahnya meningkat di tiap-tiap kota.

Kepala Dinas Sosial DKI Jakarta Masrokhan mengatakan, untuk mencegah maraknya PMKS di DKI Jakarta, pihaknya akan sosialisasi percepatan penanganan PMKS melalui operasi simpatik. Operasi akan dilakukan serentak ke lima wilayah di DKI Jakarta dengan melibatkan semua jajaran dinas sosial dan dinas lain yang terkait. "Nanti kita turun ke jalan, bisa imbauan langsung, lewat spanduk, lewat pengumuman lainnya jangan memberi di jalan," kata dia, Rabu (11/6).

Diakuinya, selama ini, tindakan pada PMKS tidak begitu memberikan efek jera. Karena itu, tetap dibutuhkan partisipasi warga agar tidak memberikan sedekah di jalan. Mengemis di jalanan juga melanggar ketertiban jalan umum. "Selama ini kan hanya penerima (yang kena sanksi). Kita pengen yang memberi juga kena," kata dia.

Untuk imbauan tersebut, dinas sosial akan meminta bantuan Majelis Ulama Indonesia (MUI) untuk mendukungnya. Pihaknya juga perlu berkoordinasi dengan satuan kerja perangkat daerah (SKPD) lain, misalnya, dinas perhubungan untuk menghalau pengendara yang bersedekah di jalan dengan menilang atau memberikan sanksi.

Diakui Masrokhan, penanganan masalah PMKS harus hati-hati, mengingat ini adalah menyangkut kesejahteraan. Pemulangan PMKS ke kampung asalnya, juga perlu diberikan solusi agar mereka tidak kembali lagi ke Jakarta. Untuk itu, dinas sosial akan rapat koordinasi dengan dinas sosial seluruh provinsi untuk membahas peran antardaerah dalam penanganan PMKS.

Penanggulangan PMKS juga digelar Dinsos Bekasi. "Saat ini kita lebih intensifkan lagi penanggulangan masalah gelandangan dan pengemis di pusat kota dengan berkoodinasi bersama pihak terkait," kata Kepala Dinas Sosial Kota Bekasi Agus Dharma di Bekasi.

Dikatakannya, upaya penanggulangan PMKS yang dilakukan saat ini baru sampai pada tahap pendataan jumlah dan lokasi para gelandangan. Selanjutnya, data itu akan disampaikan ke pihak terkait, seperti Satpol PP dan instansi yang berwenang untuk menertibkan.

Menurut Agus, data terakhir pihaknya pada Desember 2013 menyebutkan jumlah gelandangan dan pengemis di wilayah setempat mencapai 357 orang. "Namun, jumlah itu sifatnya hanya sementara dan selalu berubah-ubah." Dia memprediksi, jumlah gelandangan dan pengemis bisa melonjak 100 persen menjelang Ramadhan dan Idul Fitri.

Tempat hiburan malam

Sementara itu, di Bogor, Fakhrudin Sukarno, ketua Keluarga Besar Muslim (KBM) Kota Bogor, mengatakan, akan bertindak tegas pada tempat hiburan malam yang buka di bulan Ramadhan. Menurutnya, tempat-tempat hiburan malam selama bulan Ramadhan banyak meresahkan umat Islam.

"Kita akan sampaikan surat ke wali kota dan polresta untuk membuat regulasi menutup hiburan malam selama bulan ramadhan," Kata dia. Warung-warung kecil penjual minuman keras juga diharap untuk ditutup.

Jika permintaan itu tak digubris pemerintah daerah dan kepoisian, maka KMB Kota Bogor dan jaringan organisasi lainnya akan menindak tegas hiburan malam yang berkeras untuk beroperasi. "Kalau masih dibiarkan, kami yang tutup."

Di Tangerang Selatan (Tangsel), Polsek Pamulang menggelar operasi penertiban yang salah satunya menyita ratusan botol minuman keras (Miras). Kapolsek Pamulang, Komisaris Polisi Doddy Ferdinand Sanjaya mengatakan, toko yang diketahui tidak mengantongi izin dan kerap menjual minuman keras ke pelajar, dianggap telah meresahkan masyarakat sekitar.

"Kami terus melakukan pengembangan terhadap toko yang diduga menjual miras. Menjelang bulan puasa dan seterusnya, Pamulang akan bersih dari miras, narkotika, dan hal lainnya yang dapat memicu kejahatan," tegas dia. rep:c63/c74/antara ed: dewi mardiani

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement