Kamis 12 Jun 2014 09:53 WIB

160 Utusan Universitas Ikut Pertemuan Prancis-Indonesia

Kerja sama pendidikan (ilustrasi)
Foto: ssu-usa.org
Kerja sama pendidikan (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebanyak 160 utusan dari lebih 30 universitas, kementerian/lembaga di Indonesia berpartisipasi dalam pertemuan kelompok kerja sama "The 6th Joint Working Group Meeting Indonesia-France" pada 10 - 11 Juni 2014 di kota Lille, Prancis.

Menurut Jo'l LeBail, Atase Pendidikan, Kerja Sama Ilmiah dan Universitas, Institut Prancis di Indonesia (IFI), kegiatan Joint Working Group Meeting (JWGM) Indonesia-Prancis yang keenam ini menandai transformasi kerja sama yang pada awalnya ditujukan terbatas pada tingkat universitas.

"JWGM mengalami perluasan dengan adanya mitra kerja sama baru, tidak hanya antar-universitas," kata Joel LeBail yang dikutip Dwi Setyowati, wakil penanggungjawab Divisi Komunikasi dan Kemitraan, Institut Prancis di Indonesia (IFI) - Kedutaan Besar Prancis, kepada Antara di Jakarta, Kamis.

Mitra kerja sama yang semakin luas ini ditandai dengan partisipasi dari berbagai kementerian, pusat riset, perusahaan-perusahaan baik negeri maupun swasta, hingga sekolah-sekolah menengah kejuruan, politeknik dan masyarakat sipil secara umum.

JWGM juga mengalami pendalaman bentuk-bentuk kerja sama bukan hanya bidang pendidikan antar-universitas tetapi juga bidang penelitian dan kerja sama profesional seperti pelatihan teknis bagi pegawai pelayanan publik.

Cakupan mitra JWGM makin meluas antara lain dengan perintisan kerja sama antara Universitas Lille I dengan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) di Indonesia terkait program pendidikan tingkat master di Universitas Lille I.

Adapun perluasan bidang kerja sama yang ditetapkan melalui beragam diskusi meja bundar antara lain untuk bidang engineering (energi, transportasi, teknologi informasi), ilmu kelautan, kesehatan (konferensi penyakit menular, imajeri kedokteran, nutrisi, bioteknologi kedokteran, biokimia), agrikultur, lingkungan hidup (dampak kerusakan lingkungan hidup, perubahan iklim), ilmu sosial dan humaniora (arkeologi, filiologi, turisme).

Delegasi dari Indonesia meliputi perwakilan Universitas Andalas Padang, Universitas Bina Nusantara, Universitas Diponegoro Semarang, Universitas Halu Oleo, Universitas Gunadarma, Universitas Indonesia, Institut Pertanian Bogor, IAIN Sumatera Utara, Institut Teknologi Bandung, Institut Teknologi Surabaya, Universitas Narotama.

Selain itu juga dari Universitas Parahyangan Bandung, Universitas Tadulako, Universitas Tanjungpura, Universitas Udayana, Universitas Manado, Universitas Airlangga, Unipdu, UGM, Universitas Hasanuddin, Universitas Padjajaran, UIN Sumatera Utara, UPN Veteran Yogyakarta, Universitas Sebelas Maret, Universitas Syiah Kuala, Universitas Brawijaya, Politeknik Manufaktur Bandung, Politeknik Negeri Manado, Politeknik Negeri Pontianak, Politeknik Banyuwangi.

Utusan dari Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung, Sekolah Tinggi Pariwisata Sahid, UIN Syarif Hidayatullah, LIPI, LPDP, BMKG, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Kementerian Agama, BATAN, Artha Graha Peduli, Pasific Agro Sentosa, Searnolec, juga menjadi peserta yang seluruhnya mencapai 160 delegasi.

Selama dua hari, perwakilan dari berbagai universitas, pusat penelitian, kementerian dan badan-badan kementerian mengulas kerja sama dan program-program yang telah dilakukan selama setahun terakhir dan membahas serta menetapkan program untuk setahun mendatang.

Adapun bentuk kerjasamanya meliputi mobilitas dan pertukaran, beasiswa, pelatihan serta kemitraan.

Tahun ini, berkat dukungan dari Kamar Dagang dan Industri Daerah Prancis Utara serta Dewan Daerah Nord Pas de Calais, pertemuan antara perusahaan dan universitas diselenggarakan untuk memperkuat jaringan kerja sama antara universitas, pusat penelitian dan perusahaan.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement