Rabu 11 Jun 2014 12:44 WIB

SBY Jadi Guru Besar Ilmu Ketahanan Pertama di Indonesia

Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)
Foto: antara
Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Sidang Senat Terbuka Akademik Universitas Pertahanan (Unhan) Indonesia pada Kamis (12/6), akan mengukuhkan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sebagai guru besar dalam bidang Ilmu Ketahanan Nasional. Melalui pengukuhan tersebut, SBY menjadi profesor pertama di Indonesia dalam bidang Ilmu Ketahanan Nasional.

Acara pengukuhan tersebut dilaksanakan di Kampus Universitas Pertahanan, Kompleks IPSC, Sentul, Bogor. Pemberian gelar Profesor ilmu Ketahanan Nasional kepada presiden Republik Indonesia (RI) telah sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 40 Tahun 2012 tentang pengangkatan Profesor/Guru Besar tidak tetap pada Perguruan Tinggi.

Rektor Unhan Laksamana Madya Desi Albert Mamahit mengatakan, melalui pengukuhan tersebut, SBY menjadi profesor pertama di Indonesia dalam bidang ilmu ketahanan nasional. Pengukuhan Dr Susilo Bambang Yudhoyono sebagai guru besar Ilmu Ketahanan Nasional dilakukan dengan mempertimbangkan penguasaan ilmu Ketahanan Nasional yang diperoleh dari berbagai pendidikan militer dan non militer, baik di dalam maupun di luar negeri.

SBY, kata dia, juga memiliki latar belakang akademik yang diperlukan untuk menjadi Guru Besar. SBY meraih gelar Master of Art (MA) bidang Manajemen diperoleh dari Webster University, Missiuri, Amerika Serikat. Unhan Indonesia diresmikan oleh Presiden SBY pada 11 Maret 2009. Pendirian Unhan membuktikan bahwa Indonesia serius dalam penyelenggaraan pertahanan negara. Berdirinya kampus tersebut merupakan peristiwa bersejarah yang membawa Indonesia menjadi negara ke-48 di dunia yang memiliki sekolah tinggi bidang ilmu pertahanan.

Saat ini, Unhan Indonesia memiliki dua fakultas, yaitu Fakultas Strategi Pertahanan dan Fakultas Manajemen Pertahanan. Fakultas Strategi Pertahanan memiliki tiga program studi, yaitu Strategi Perang Semesta, Damai dan Resolusi Konflik, serta Perang Asimetris. Sedangkan Fakultas Manajemen Pertahanan memiliki lima program studi, yaitu Manajemen Pertahanan, Ekonomi Pertahanan, Manajemen Bencana Untuk Keamanan Nasional, Keamanan Energi, dan Keamanan Maritim.

Sebelum berdirinya Universitas Pertahanan Indonesia, SBY telah terlibat langsung dalam kegiatan pengkajian bersama sejumlah profesor dari UI, ITB, Unpad, IPB, UGM, Unair, Unmul dan sejumlah universitas swasta. Sebagai penggagas berdirinya Unhan, SBY juga mendesain kurikulum di Universitas Pertahanan Indonesia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement