Selasa 10 Jun 2014 13:00 WIB
kesehatan

pasien cerdas- Kenali Gejala Stroke

Red:

Stroke merupakan salah satu penyakit yang paling serius dampaknya bagi kehidupan suatu keluarga. Begitu terserang stroke, penderitanya akan mengalami kesulitan berbicara, mulut miring, dan tangan pun menjadi bengkok karenanya. Berdasarkan Riskesdas 2013, prevalensi stroke di Indonesia sebesar 12,1 per 1.000 orang. Risiko stroke meningkat sejalan dengan tingkat usia manusia. “Stroke terjadi akibat adanya gangguan pembuluh darah di otak,”ujar dr Frandy Susatia SpS.

Otak manusia membutuhkan aliran darah yang konstan agar tetap mendapatkan pasokan oksigen dan nutrisi. “Kalau ada gangguan pada pembuluh darah yang menuju otak maka fungsi pusat sistem saraf juga akan mengalami gangguan,” kata dokter spesialis saraf dari RS Siloam dalam acara seminar kesehatan ETHICA Industri Farmasi, Selasa (20/5), di Jakarta, itu.

Stroke ada berbagai macam jenisnya. Mayoritas (85 persen) kasus merupakan stroke iskemik. Istilah tersebut mewakili stroke yang terjadi karena sumbatan pembuluh darah. Tanpa pasokan oksigen, otak akan rusak dalam lima menit. Semakin lama ke rumah sakit, semakin buruk kondisi penderita. Tingkat kecacatannya pun akan lebih tinggi. “Kenali gejalanya agar Anda bisa membantu penderita sesegera mungkin mendapatkan tindakan medis,” ujar Frandy menyarankan.

Stroke memiliki tiga gejala utama yang harus Anda waspadai. Gejala pertama yang bisa Anda lihat, yaitu senyum orang yang diduga stroke. Orang yang kena stroke akan memperlihatkan ekspresi wajah yang tak biasa. Ketika mencoba tersenyum, bagian sudut bibirnya akan tampak agak miring. “Kalau melihat ciri tersebut terlihat, Anda patut curiga orang itu mengalami stroke,” kata Frandy.

Gejala kedua yang mudah untuk dideteksi, yakni cara bicara penderita. Orang yang terkena stroke akan sulit untuk melafalkan kalimat sederhana. Bicaranya pelo.

Gejala ketiga akan terlihat dari kemampuan geraknya. Orang yang terserang stroke akan kesulitan mengangkat kedua tangannya dengan telapak tangan menghadap ke atas. Tangannya tak bisa terangkat secara simetris atau makin lama makin turun dari posisi terangkat. Itu tandanya ia mengalami kelemahan.

Selain tiga gejala utama tersebut, serangan stroke bisa terdeteksi dengan adanya gejala lain. Misalnya, sakit kepala hebat, penurunan penglihatan secara mendadak, atau penglihatan ganda. Pusing dan hilangnya keseimbangan juga bisa menjadi pertanda stroke. Selain itu, ada pula yang merasa hilang rasa atau baal pada satu sisi tubuh, mulutnya melorot, dan gangguan menelan. “Ada juga yang sampai hilangnya kesadarannya atau koma setelah terkena stroke,” ujar Frandy.

Untuk mencegah serangan stroke, ada beberapa faktor risiko yang dapat dihindari. Upayakan untuk mengontrol tekanan darah, gula darah, dan berat badan. Olahraga dengan intensitas sedang selama 30 menit per hari juga dapat membantu memangkas risiko stroke. “Hindari merokok, atasi kelainan bernapas saat tidur, dan jauhkan diri dari alkohol maupun penyalahgunaan obat,” kata Frandy.

Selain itu, tingkatkan asupan buah-buahan dan sayuran. Dengan begitu, risiko stroke akan turun sebesar enam persen. “Kalau sudah pernah mengalami stroke atau mengalami gejala stroke, hindari serangan berikutnya dengan kontrol ke dokter secara teratur, minum obat teratur, dan menjalankan gaya hidup sehat,” ujarnya memaparkan. rep:desy susilawati ed: reiny dwinanda

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement