Sabtu 07 Jun 2014 10:10 WIB

Dukungan Demokrat Naikkan Elektabilitas Prabowo-Hatta

Rep: Muhammad Akbar Wijaya/ Red: Didi Purwadi
? Pasangan Capres Prabowo Subianto dan Cawapres Hatta Rajasa saat datang ke Gedung Komisi Pemilihan Umum (KPU) usai pengambilan nomor urut Pilpres 2014, Jakarta, Ahad (1/6).
Foto: Republika/ Yasin Habibi
? Pasangan Capres Prabowo Subianto dan Cawapres Hatta Rajasa saat datang ke Gedung Komisi Pemilihan Umum (KPU) usai pengambilan nomor urut Pilpres 2014, Jakarta, Ahad (1/6).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dukungan Partai Demokrat kepada Prabowo Subianto-Hatta Rajasa membuka peluang kemenangan bagi  pasangan calon presiden dan wakil presiden (capres cawapres) itu.

Di atas kertas, bergabungnya Demokrat membuat kubu Prabowo-Hatta mengantongi suara 59,12 persen dari sebelumnya sebesar 48,93 persen. Sementara, poros koalisi Joko Widodo-Jusuf Kalla (Jokowi-JK) mengantongi dukungan 40,88 persen.

"Pilpres menyangkut pertarungan figur. Suara parpol bukan satu-satunya andalan," kata Kepala Indonesia Research Centre (IRC), Yunita Mandolang, dalam keterangan pers di Jakarta, Sabtu (7/6).

Yunita mengatakan pihaknya menggabungkan elektabilitas para capres dengan elektabilitas para tokoh partai yang sebelumnya sempat diwacanakan bakal menjadi capres.

Misalnya menggabungkan elektabilitas Prabowo-Hatta dengan Mahfud MD. Atau elektabilitas Jokowi dengan Surya Paloh.

"Hitungan kami Prabowo-Hatta unggul dengan 47,9 persen dan Jokowi-JK sebesar 42,7 persen," ujar Yunita.

Raihan suara 10 persen Demokrat menjadi bukti masih kuatnya figur Ketua Umum Partai Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Yunita menyatakan kharisma SBY menjadi modal mengikat separuh konstituen untuk tetap loyal. "Kharisma ini bisa memperkuat keterpilihan Prabowo-Hatta," katanya.

Survey IRC dilakukan dengan mewawancara 4.108 pemilih di 2.100 TPS di seluruh Indonesia dengan distribusi 50 persen laki-laki, 50 persen perempuan, 50 persen berumur di bawah 35 tahun, dan 50 persen di atas 36 tahun, pada 9 April 2014. Responden dipilih secara acak sistematis.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement